Epilogue 1: Luke
Cody Simpson - On My Mind
2 years later.
Luke menutup wajahnya dengan bantal begitu ia mendengar suara tangisan. Tangisan sialan itu. Cowok itu sudah cukup lelah tidak bisa tidur semalaman karena suara tangisan itu, dan sekarang tidur paginya harus terganggu lagi.
"Shut up, Dale," gumam Luke sambil melepas bantal itu dari wajahnya, menggantinya dengan selimut.
Namun tangisan itu tidak mau berhenti. Luke mengerang, membuka kembali selimutnya lalu menatap ke arah pintunya yang tersambung ke arah ruang TV. Dengan wajah bersungut-sungut, ia beranjak dari kasurnya lalu berjalan ke sumber suara--ruang TV.
Dale Robert Hemmings, putra pertamanya yang sebentar lagi beranjak 2 tahun itu sedang duduk di kursi ayunan khusus bayi dengan hidung memerah dan mata sembab.
"Where's your mom?" tanya Luke, menunduk pada bayi itu seolah ia akan menjawabnya. Namun hal ini justru membuat tangisan bayi itu semakin kencang, membuat Luke mengerang. "Alright, come on."
Luke mengangkat Dale dari kursinya lalu menggendongnya seraya memeluknya. Dan dalam sekejap, Dale terdiam.
"Good boy," Luke mengguncangkan gendongannya pelan lalu terdengar suara pintu dibuka, bersamaan dengan munculnya sosok Vanessa--wanita yang telah tinggal bersama Luke selama hampir 2 tahun di apartemen itu--yang merupakan ibu Dale. Luke menatapnya, lalu mencibir. "Right, there you are, leaving him here alone."
"What?" Vanessa mengerutkan dahi. "I left like, a minute ago. I just walked Alex to the lift."
"Right, right," Luke mendesah, tak mau memperpanjang masalah. "Dale won't shut up, I think he wanted to leave the house."
Vanessa menguncir rambutnya dengan model kuncir kuda lalu menunduk untuk mengumpulkan mainan Dale yang berserakkan di lantai. Well, setelah kejadian Luke dengan Pamela yang membuat cowok itu harus dipulangkan ke Australia untuk beberapa minggu, Luke berpikir meninggalkan Vanessa sendirian dengan seorang bayi adalah ide yang buruk. Apalagi itu adalah bayinya juga.
Jadi Luke memutuskan untuk pindah kembali ke Amerika dan menyewa sebuah apartemen di Boston yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahnya yang dulu, jadi Liz bisa mengunjunginya kapan saja.
"Then take him out to the park," ujar Vanessa santai. "You're not working today, right?"
"Yeah, but, um," Luke berpikir sebentar. "No."
Vanessa mengerang, sudah tahu bahwa Luke tidak akan mau ditinggal berdua bersama Dale--mengingat Luke masih jadi ayah yang payah. Vanessa menegakkan badannya lalu melempar mainan yang telah ia kumpulkan ke sebuah box khusus untuk menyimpan barang-barang Dale, lalu menatap Luke.
"How about we both?" tawar Vanessa sambil memutar bola mata.
"Where's your boyfriend?" Luke bertanya balik.
"Didn't I tell you Alex just left? He's working today," kata Vanessa sambil berjalan dapur, Luke pun mengikuti.
"Isn't it weird?"
"What?" tanya Vanessa sambil membuka pintu kulkas dan mengeluarkan dua buah telur ayam dan mengambil garam dari laci di dekat kulkas.
"Alex isn't mad about the fact that we live together with our son," ujar Luke pelan sambil duduk di meja makan. Dale masih ada di gendongannya; ia sibuk bermain dengan bagian leher kaus Luke.
"Yeah, everything's weird when you're in love," Vanessa menggumam lalu menyiapkan penggorengan dan mentega.
Luke hanya tertawa pelan. Diliriknya lagi Dale, yang sama sekali tidak peduli dengan percakapan kedua orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
fifteen | luke robert h
Fanfiction"i'm fifteen and he is... well, he is turning twenty one."