^-^*^-^
"Dan mengenai Gregory..." Mendadak senyum miring Michel tertarik lebih lebar. Iris birunya berpendar menyala dan menambah kengerian suasana. "Dia sudah meninggal," sambung gadis itu tanpa beban.
Seluruh makhluk di pekarangan sontak terkesiap dengan kelopak mata terbelalak.
"TIDAK MUNGKIN!"
Penolakan pun bergaung. Salah seorang gadis dari kawanan wizard itu bahkan mendekat dan berteriak tepat di hadapan Michel. "KAU BERBOHONG!" tuduhnya. "Seminggu yang lalu, Gregory masih menghubungi kami dan semua baik-baik saja."
Ucapan gadis itu juga mendapat dukungan dari para wizard lain. Beberapa di antara mereka mengaku bila sepekan lalu masih melihat Gregory keluar dari kastil wizard dengan keadaan yang sehat. Lalu bagaimana bisa tiba-tiba Gregory dikabarkan meninggal seperti ini?!
Situasi mendadak kacau ketika para wizard mulai meluapkan ketidakpercayaannya dan berbalik menuduh Michel berbohong. Apalagi dengan jumlah mereka yang berkali-kali lipat lebih banyak, membuat posisi Michel mulai tersudut.
"Haruskah aku mengantarmu ke tempat dimana aku menguburnya?" balasan lantang itu sontak membungkam seluruh suara di pekarangan. "Aku tidak keberatan, kalian bisa mengikutiku," tutur Michel lagi sebelum berjalan pergi.
Sayangnya hingga langkah ketiga, tidak ada satu pun dari kawanan wizard yang mengikutinya. Mereka terdiam dengan raut cemas yang tergambar jelas. Satu-satunya alasan mereka tidak mengikuti Michel adalah karena mereka khawatir dengan kebenaran yang akan ditemukan.
"Bukankah kalian ingin bukti?" tantang Michel.
"Tidak!" Seorang lelaki muda menolak keras. "Aku tidak percaya apapun yang kau katakan! Aku akan memeriksa sendiri seluruh rumah ini dan menemukan Gregory."
Mendengar itu, Michel tampak tersenyum miring lalu mengangguk. "Silakan," tuturnya.
Namun belum lagi berhasil mencapai teras rumah, seorang lelaki lain, lelaki yang pertama kali Michel sapa dengan panggilan A, bergerak menahan lelaki muda itu.
"Tunggu," tuturnya.
Kemudian tatapan A beralih pada Michel. "Tolong jelaskan. Jelaskan dengan benar apa yang sesungguhnya terjadi pada Gregory."
"A!" Beberapa wizard berseru tidak setuju. Bagi mereka, mendengarkan cerita Michel sama saja dengan mempercayai bahwa Gregory telah tewas. Dan itu mustahil. Benar-benar mustahil.
Di lain sisi, Michel jelas tidak keberatan untuk menyanggupi permintaan A.
"Minggu lalu kami diserang oleh kelompok Lennon di rumah persembunyian sebelumnya," cerita Michel. "Saat itu Gregory terluka parah dan tidak bisa diselamatkan sehingga—,"
"Kau membual!" Lagi-lagi penolakan. "Bagaimana bisa kalian diserang di rumah persembunyian? Tidak ada yang mengetahui letak rumah itu sebelumnya, bahkan kami sekalipun."
Tidak perlu diragukan! Kesabaran Michel benar-benar diuji. Kawanan wizard itu terus-menerus membantah perkataannya namun juga tidak siap melihat bukti yang ada.
"Begini saja." Tiba-tiba seorang wanita yang mungkin berumur seperti Rossaline –nenek dari Walcott bersaudara- angkat bicara dan menarik seluruh atensi. Sembari berjalan mendekat, ia berujar, "jika perkataanmu memang benar, maka biarkan aku melihatnya."
Lalu wanita itu mengulurkan salah satu tangannya ke hadapan Michel.
Sejenak Michaela terdiam. Iris birunya menatap lekat tangan tersebut.
Meski belum pernah bertemu sebelumnya, namun bisa dikatakan Michel sudah sedikit mengenal siapa sosok lawan bicaranya ini. Nama panggilan yang diberikan pada wanita itu adalah V. V merupakan salah satu wizard tertua dari kelompok ini. Ia juga memiliki kemampuan istimewa, yaitu dapat melihat masa lalu orang lain selama diizinkan oleh pemiliknya.
"Bagaimana?" V kembali bertanya.
"Tidak masalah," jawab Michel sembari memberikan tangannya.
Sekilas Michel tampak tenang. Seolah tidak ada keberatan dengan apa yang akan dilakukan V.
Namun dibalik ketenangan itu, sesungguhnya ada rasa takut yang nyaris tidak terbendung. Ketakutan yang begitu mencekik hingga tangan Michel sedikit bergetar sebelum diulurkan pada V.
Mengizinkan seseorang melihat peristiwa yang pernah ia alami sama artinya dengan membawa Michel kembali mengulang apa yang terjadi di hari itu. Ingatan murninya akan digali dalam-dalam hingga tidak ada yang bisa tertutupi, bahkan setiap perasaan yang dirasakan. Semua akan terpampang jelas seperti buku yang terbuka.
Dan memang benar! Ketika V mulai berbisik dengan bahasa yang aneh, bayang-bayang mengerikan itu perlahan hadir di kepala Michel.
Werewolf.
Luka.
Darah.
Gregory.
Satu per satu, dari awal hingga akhir, tidak ada yang luput, bahkan rasa sakitnya. Begitu nyata dan jelas seolah kembali terulang tepat di hadapan Michel.
Sesungguhnya selama seminggu ini pun Michaela tidak pernah melupakan apa yang terjadi hari itu, namun mengulanginya dengan cara seperti ini tetap mengirim sensasi mengerikan yang berbeda.
Pada akhirnya, Michaela berhasil bertahan hingga V melepaskan seluruhnya genggamannya. Lalu pandangan mereka beradu.
"G memang tewas," tutur V memecah keheningan.
"Oh God..."
... Selanjutnya telah tersedia di KaryaKarsa @kyutsgirl
^-^*^-^
Greet me on ig : realjoee_
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Vampire (END)
VampireMichaela sangat mencintai kehidupan normal sebagai salah satu gadis remaja di London. Ia selalu bersyukur untuk kedua orangtua yang membesarkannya penuh kasih sayang dan juga kehadiran Sang Sahabat yang selalu setia. Meskipun tidak memiliki kisah pe...