^-^×^-^
Michaela berjalan menuju meja makan dengan kepala yang tertunduk. Sebisa mungkin gadis itu bersikap normal dan menutupi kegugupannya agar tidak menarik perhatian.
"Hmm, aura yang sedang berbahagia memang sangat berbeda."
Akan tetapi Urien jelas tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menggoda Michel setelah menyaksikan apa yang terjadi kemarin malam. Tentu saja bukan hanya Urien, namun seluruh anggota keluarga Walcott.
"Sini pakai jasku agar kau tidak kedinginan," sambung Ireneo sembari berakting seolah sedang memakaikan jas di tubuh Obelix.
Suara tawa sontak pecah mengisi seluruh ruang makan. Sedangkan Michel diam-diam mengumpat di dalam hati.
Sejak awal gadis itu sudah curiga dengan tatapan yang dilemparkan Walcott bersaudara ketika ia masih menuruni tangga mansion. Dan kecurigaan tersebut terbukti benar. Para putra Edmund itu telah siap untuk meledek Michel habis-habisan.
"Ahhh, ini sangat dingin. Aku butuh pelukan!" seru Obelix sembari merentangkan tangan.
Mendengar ucapan Si Bungsu, batin Michel mulai bertanya-tanya. Apa mereka semua memang menyaksikan peristiwa kemarin malam? Jika benar, rasanya Michel tidak tahu harus meletakkan wajahnya dimana.
Lalu karena merasa membutuhkan bala bantuan, iris cokelat Michel terarah pada Edmund. Gadis itu berharap Sang Kepala Keluarga Walcott akan menghentikan godaan yang dilontarkan para putranya.
Akan tetapi sosok yang diharapkan Michel malah menghindari tatapan tersebut dan berpura-pura sibuk memeriksa sesuatu di ipad.
Hingga kemudian permintaan tolong Michel berkumandang. "Papa," sungutnya.
Kedua tangan Edmund seketika terangkat. "Oh Papa tidak bisa membantu sayang. Mereka semua melihat yang kalian lakukan."
Mendengar jawaban Sang Kepala Keluarga Walcott, bibir Michel sontak mencebik kesal.
"Lihat! Lihat! Siapa yang sekarang sedang mencari bantuan." Sindiran Alaric membuat wajah Michel kian terbakar. Bahkan Si Sulung saja ikut menggodanya.
Melihat kehadiran sosok Lucy yang di sana, Michel segera menatap penuh harap pada Sang Nyonya Rumah.
Sayangnya Lucy malah memberikan jawaban yang tidak terduga. "Sudahlah Michel. Wajar jika sepasang tunangan saling berpelukan. Asal jangan sampai melakukan hal itu sebelum menikah, oke?"
Iris cokelat Sang Gadis sontak membulat.
Astaga! Apa lagi ini?! Mengapa pembahasannya kian jauh?!
For God's sake, siapapun tolong keluarkan Michel dari situasi ini!
"Jangan ganggu dia!" Akhirnya sebuah peringatan dengan nada dingin terdengar.
Tetapi sungguh, itu bukan pertolongan yang Michel harapkan.
"Ah, pangerannya sudah datang."
Sosok Esteve yang baru saja melesat turun dari kamarnya, kini tampak berdiri tidak jauh dari kursi yang Michel tempati.
"Bergeserlah Obelix! Esteve ingin duduk di samping tunangannya." Ireneo memerintah dengan nada suara yang sedikit ditegaskan.
"Oh baiklah-baiklah. Aku akan segera menyingkir."
Semula Michel tidak berpikir bila Esteve memang ingin duduk di sampingnya. Selain karena fakta Esteve tidak perlu makan, gadis itu juga tidak mau berharap besar seperti kali terakhir. Harapan yang terlalu besar seperti itu, seringkali memberi rasa sakit yang mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Vampire (END)
VampirosMichaela sangat mencintai kehidupan normal sebagai salah satu gadis remaja di London. Ia selalu bersyukur untuk kedua orangtua yang membesarkannya penuh kasih sayang dan juga kehadiran Sang Sahabat yang selalu setia. Meskipun tidak memiliki kisah pe...