^-^*^-^
Minggu terlewat begitu saja tanpa berarti. Padahal hari Minggu sudah dinobatkan menjadi hari kesukaan kedua gadis itu karena mereka tidak perlu melakukan latihan seperti di hari biasa. Tetapi seperti yang kita semua tahu, semakin kita menikmatinya, sesuatu itu akan berlangsung sangat cepat seolah tidak pernah hadir.
"Ayo bangun!" Urien menarik kaki Michaela yang sedang berpura-pura tidur itu. Mata gadis itu terpejam erat-erat berusaha tetap menjaga sandiwaranya.
Walcott Bersaudara tampak geli melihat drama kedua gadis yang sedang berbaring di ranjang ini.
"Ayolah ini sudah lewat dari waktu sarapan," bujuk Ireneo.
Alaric yang bersedekap diam sedari tadi akhirnya berbicara, "kami akan mendiamkan kalian lagi jika kalian tidak segera bangun."
Michaela dan Helena segera terduduk di ranjang.
Michel mengusap tengkuknya. "Kak sepertinya aku sedang sakit. Bagaimana jika latihan ditiadakan?" Gadis wizard itu mencoba peruntungan.
Sementara Helena bersandar pada Ireneo yang berdiri tepat di sampingnya. "Bel, tidak perlu latihan ya. Sekali ini saja." Sang werewolf pemula itu ikut membujuk Ireneo.
Sebenarnya mereka tidak sepenuhnya berbohong. Tubuh Michel dan Helena memang sakit dan lelah meski tidak separah itu.
Tatapan tidak tega terpancar dari mata Ireneo. Ia nyaris saja termakan bujuk rayu mate-nya jika Alaric tidak memotong, "tidak. Sepuluh menit lagi kalian sudah harus tiba di ruang makan."
Michaela dan Helena serentak menggembungkan pipi dengan raut kesal. Si sulung Walcott benar-benar kehilangan hatinya selama menjadi pelatih.
... Selanjutnya telah tersedia di KaryaKarsa @kyutsgirl
^-^*^-^
Greet me on ig : realjoee_
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Vampire (END)
VampireMichaela sangat mencintai kehidupan normal sebagai salah satu gadis remaja di London. Ia selalu bersyukur untuk kedua orangtua yang membesarkannya penuh kasih sayang dan juga kehadiran Sang Sahabat yang selalu setia. Meskipun tidak memiliki kisah pe...