^-^*^-^
"Yang Mulia, mereka kebal terhadap seluruh serangan kita!"
"Yang Mulia, para pasukan kita terus berguguran!"
"Perisai pelindung kembali hancur dan pasukan Vallen sudah memasuki wilayah kerajaan Yang Mulia."
Tidak ada satu pun kabar baik dari seluruh laporan yang disampaikan para prajurit kepada Edmund. Benar-benar tidak ada!
Seperti membalikkan telapak tangan, situasi di Bukit Castellum berubah dalam waktu singkat. Kubu kerajaan yang tadinya unggul dari musuh mulai kocar-kacir.
Setelah serangan naga, kini mereka dihadapkan pada pasukan besar yang beranggotakan mayat-mayat hidup. Makhluk itu nyaris tidak terkalahkan. Meski cakar werewolf mencabik-cabiknya dan para vampir menggigitnya, mereka akan kembali bangun tanpa terluka.
Hanya sihir dari bangsa wizard yang dapat membuat mereka lenyap menjadi butiran debu. Dan sialnya, mantra yang digunakan merupakan mantra tingkat tinggi yang menguras energi.
Bukan hanya itu, pasukan Mort yang sebelumnya bersembunyi saat naga menyerang, juga kembali unjuk gigi. Mereka bersatu dengan pasukan 'zombie' untuk mendobrak pertahanan kerajaan.
'Yang Mulia!' Azka, ayah dari Kelvin menghubungi Edmund melalui mindlink. 'Saya khawatir Vallen akan segera tiba di kastil vampir.'
Mendengar itu, kelopak mata Edmund sontak terpejam. Kepalanya nyaris meledak karena semua berita buruk.
'Bagaimana dengan Ratu?' balas Edmund kemudian.
'Kami sudah meningkatkan penjagaan untuk Ratu, Yang Mulia. Tetapi seperti yang Anda tahu, Ratu menolak untuk diamankan ke bunker darurat,' jelas Azka. 'Ratu tidak akan meninggalkan kastil tanpa Anda.'
Edmund sudah bisa menebaknya. Di masa lalu pun Lucy melakukan hal yang sama. Wanita itu selalu mengatakan, bahwa sepertinya janjinya di depan altar saat pernikahan, ia tidak akan meninggalkan Edmund apapun yang terjadi.
'Baiklah. Aku akan segera ke sana,' putus Edmund.
Lalu Sang Raja mengakhiri mindlink-nya dengan Azka dan menghubungi kedua pewarisnya.
'Alaric! Esteve!'
'Ya Dad?' jawab Si Sulung.
'Pasukan Vallen nyaris tiba di kastil. Aku akan ke sana untuk menghadang mereka,' beritahu Edmund. 'Jadi sekarang kalian-lah yang akan bertanggung jawab memimpin pasukan kita di Bukit Castellum.'
'Dad, kau yakin melakukannya sendiri?' sambar Alaric. 'Setidaknya biarkan Urien atau Obelix ikut denganmu.'
'Tidak,' tolak Edmund. 'Kalian membutuhkan lebih banyak kekuatan untuk mengatasi mayat-mayat itu. Lagipula di sana ada Azka yang membantuku.'
Meski Alaric khawatir, namun keputusan Edmund sudah bulat.
'Baiklah Dad,' ujar Si Sulung pada akhirnya.
Esteve yang sejak tadi diam mendengarkan pun bersuara, 'berhati-hatilah, Dad.'
'Hm, kalian juga.'
Lalu mindlink terputus.
Sementara itu, di sisi Bukit Castellum yang lain, Michel dan Snow tampak turun bertempur melawan pasukan zombie. Dan ya, mereka nyaris frustasi menghadapi lawan kali ini.
Setiap serangan yang tidak menggunakan sihir, tidak memberi dampak apapun. Sementara energi Michel sudah terkuras akibat pertarungan melawan naga sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Vampire (END)
VampireMichaela sangat mencintai kehidupan normal sebagai salah satu gadis remaja di London. Ia selalu bersyukur untuk kedua orangtua yang membesarkannya penuh kasih sayang dan juga kehadiran Sang Sahabat yang selalu setia. Meskipun tidak memiliki kisah pe...