^-^*^-^
Meskipun bertahun-tahun telah berlalu, namun Benedict Barclay tidak akan lupa dengan apa yang terjadi pada kunjungan terakhir istana ke kediaman mereka. Karena pada hari itu pula, Dementrius Barclay, Sang Kepala Keluarga yang juga menjabat sebagai Penasehat Kerajaan, dijemput paksa akibat tuduhan pengkhianatan.
Terpatri jelas di ingatan Benedict, bagaimana ayahnya dibawa paksa oleh para pengawal. Kenangan tersebut juga merupakan kali terakhir bagi Benedict melihat Sang Ayah dalam kondisi baik-baik saja. Karena pertemuan selanjutnya sekaligus yang menjadi pertemuan terakhir di antara mereka terjadi di alun-alun bangsa vampir, yaitu untuk menyaksikan eksekusi mati Dementrius sebagai pengkhianat kerajaan.
Memang bukan kenangan yang layak untuk diingat, akan tetapi sering kali sesuatu yang buruk lebih sulit untuk dilupakan.
Benedict jelas tidak mengharapkan kunjungan lain dari istana sejak hari itu. Namun entah bagaimana, sekarang peristiwa yang sama seolah sedang tereka ulang di hadapannya.
"Ah situasi ini mengingatkanku akan sesuatu di masa lalu," sapa Benedict, Sang Kepala Keluarga Barclay sekaligus ayahnya Sam itu, dengan nada dingin. "Ada apa gerangan hingga istana menyambangi kediaman keluarga pengkhianat seperti kami?"
Urien yang ditugaskan untuk memimpin pasukan tampak berjalan menghampiri ketiga anggota keluarga Barclay yang telah berdiri di halaman rumah.
"Selamat pagi Mr. Barclay. Aku Urien Xavier Walcott, pangeran ketiga dari kerajaan vampir. Aku datang dengan membawa pesan dari Yang Mulia Raja Edmund." Lalu Urien membuka gulungan perkamen yang berada di genggamannya. "Teruntuk Keluarga Barclay. Aku Raja Edmund, pemegang tahta dari ketiga kerajaan, berterima kasih atas dedikasi anggota keluarga Barclay dalam melindungi keluarga kerajaan."
Tidak perlu ditebak. Pembukaan surat dari Sang Raja sukses membuat seluruh anggota keluarga Barclay tertegun di tempatnya masing-masing.
Sungguh? Berterima kasih pada mereka?
... Selanjutnya telah tersedia di KaryaKarsa @kyutsgirl
Cuplikan Chapter 66 -One By One
"Aku ingin sekali membunuhmu sekarang. Ingin sekali hingga perasaan ini seperti mencekikku," desis Michel penuh kebencian.
"Tetapi sialan!" umpatnya lagi dengan kesal. "Mengapa aku tidak bisa melakukannya." Michaela terlihat begitu kesal dengan dirinya sendiri.
Setelah mengambil napas beberapa saat untuk menenangkan diri, Michel kembali berujar, "kuharap kita tidak pernah bertemu lagi. Aku benar-benar keliru ketika berpikir kita dapat menjadi teman."-
^-^*^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Vampire (END)
VampireMichaela sangat mencintai kehidupan normal sebagai salah satu gadis remaja di London. Ia selalu bersyukur untuk kedua orangtua yang membesarkannya penuh kasih sayang dan juga kehadiran Sang Sahabat yang selalu setia. Meskipun tidak memiliki kisah pe...