Chapter Sixteen -Days Without Them-

47.8K 4K 130
                                    

^-^×^-^

Kondisi kesehatan Michel tidak terlalu baik pagi ini. Terkena hujan di malam hari membuat flunya kian memburuk. Lalu semua semakin diperparah dengan mimpi mengerikan yang mengganggunya. Alhasil Michel terjaga sepanjang malam dan menghasilkan lingkaran hitam di area mata.

Jujur saja, meski Helena telah mengatakan bahwa mimpi itu hanya bunga tidur, Michel tetap tidak bisa berhenti memikirkannya.

Pertempuran.

Vampir.

Werewolf.

Wizard.

Darah.

Michaela sungguh penasaran, apa alasan dari ketiga makhluk tersebut saling menyerang?

Lalu bagaimana bisa makhluk-makhluk fantasi ini masuk ke mimpi Michel?! Aneh sekali!

"Mungkin karena sekarang aku mengetahui keberadaan mereka dan sering berinteraksi," terka Michel pada dirinya sendiri. "Jadi pasti itu memang hanya bunga tidur seperti kata Helena."

Setelah cukup yakin dengan dugaan tersebut, Michel pun terdiam menikmati suasana di taman.

"AH! Aku tidak menyangka akan bertemu dengan seorang gadis cantik di sini."

Seruan tersebut membuat pandangan Michel lekas tertuju ke asal suara. Lalu terlihatlah sosok Eldric berdiri dengan mengenakan baju basket yang sedikit basah.

"Hatcii!! Hai Kak!"

Lelaki itu tampak terkekeh dengan cara yang tampan. "Boleh bergabung?"

"Tentu," jawab Michel. "Tetapi jangan salahkan aku bila tertular flu ya."

"Tidak akan. Werewolf memiliki kekebalan tubuh yang kuat," tuturnya sombong.

Mendengar kata werewolf, keinginan Michel untuk bertanya mendadak muncul. "Kak aku ingin bertanya tentang werewolf, boleh?"

"Ada apa?"

"Emm. Apa sebelumnya kau pernah berganti wujud?"

"Maksudmu menjadi serigala?" tanya Eldric balik yang dijawab Michel dengan anggukan.

"Tentu saja."

"Woahh! Apa itu menyakitkan?"

Eldric sontak menggeleng. "Hanya terasa sedikit aneh di kali pertama."

"Kau sering berganti wujud?"

"Di sini? Tentu saja saja tidak. Namun ketika berburu mungkin cukup sering." jelas Eldric. "Apa ada lagi yang ingin kau tanyakan?"

"Mengapa Kak? Kau terganggu dengan pertanyaanku?"

"Tidak," bantah Eldric terburu-buru. "Aku hanya ingin kembali bermain basket," jelasnya.

"Ngomong-ngomong, kau ingin ikut? Kata Urien kau suka bermain basket," tawar Eldric kemudian.

Binar curiga hadir di iris cokelat Michel. "Kalian sering membicarakan aku ya?"

Lagi-lagi Eldric terkekeh. "Tidak sering juga."

Michel sontak berdecak pelan mendengar jawaban lelaki itu. "Aku memang suka bermain basket," tuturnya membenarkan. "Tetapi cuaca hari ini terik sekali. Aku tidak ingin bermain di lapangan."

Eldric mendadak bangkit berdiri. "Ya sudah. Ayo!"

"Ke lapangan indoor?" terka Michel.

Eldric menggeleng. "Tidak. Aku punya tempat khusus untuk bermain basket."

My Cold Vampire (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang