^-^×^-^
Sinar mentari yang menyusup malu-malu dari jendela kamar sukses membuat Sang Gadis Muda yang bergelung nyaman di atas ranjang perlahan terusik. Tidak lama, kelopak matanya pun terbuka dan menampilkan iris cokelat yang indah.
Bangkit dari posisi tertidur, gadis itu tampak masih berusaha mengumpulkan nyawa sembari memindai keadaan di sekeliling.
Semula tidak ada yang aneh. Seperti yang seharusnya, Michel terbangun di dalam kamarnya sendiri.
Ya, di dalam ka—!
WHAT!
Kelopak mata yang sebelumnya sayu mendadak terbuka lebar, lalu terdengarlah teriakan panik.
"MOMMY! DADDY!"
Berkali-kali Michel berseru hingga dua sosok yang ia panggil memasuki kamar.
"Haruskah kau berteriak seperti itu, Michel? Kau bisa memecahkan selaput telinga Mommy," protes seorang wanita.
Pria tampan yang ikut masuk ke ruangan itu juga bertanya, "ada apa Michel?"
Binar kebingungan hadir di iris cokelat Sang Gadis. Ia benar-benar tidak tahu bagaimana cara menanyakan ini pada kedua orang tuanya.
"Mmm, bagaimana aku bisa tiba di rumah?" tanya Michel. "Aku bertemu dengan vampir semalam. Bahkan lebih dari satu vampir!" Gadis itu memutuskan untuk bercerita dengan jujur. "Bukankah seharusnya aku telah mati? Jadi bagaimana bisa aku—,"
"HAHAHAHHA!" Faraela, ibu gadis itu, tertawa lebar. "Kau pulang sendiri semalam," ujarnya. "Dan, apa kau bilang? Vampir? Vampir hanya makhluk fiksi, Michel. Apa mimpimu seburuk itu tadi malam?"
MIMPI APANYA?! Jelas-jelas yang terjadi kemarin adalah kenyataan. Michel sangat yakin bila itu nyata.
"It's real Mom!" bantah Sang Gadis. "Semalam ada vampir yang menghadangku di jembatan. Lalu ada lima vampir lain yang datang dan menyerang vampir pertama. Entahlah mereka datang untuk menolong atau juga ingin menggigitku," cerita Michel pada mereka.
Melangkah turun dari ranjang, gadis itu mengambil sekumpulan map yang diletakkan di atas meja belajar. "Bahkan map-map ini juga ada. Jadi tidak mungkin yang terjadi semalam hanya mimpi."
Sesaat Michel diam menantikan respon dari kedua orang tuanya. Namun yang terjadi, Fara malah memandang Damian a.k.a suaminya dan mengadu, "Damy! Lihat kelakuan putrimu ini. Imajinasinya sangat liar."
"Tidak ada vampir Michel," tegas Damian. "Jadi lebih baik kau bersiap ke sekolah sekarang."
Dengan menunjuk jam kecil di atas nakas, lelaki itu kembali menambahkan, "lihatlah sudah jam berapa ini!"
07.10
What the--?!
Sekolah akan dimulai pukul 07.30. Jadi untuk apa Michel membuang waktu dengan bersiap-siap ke sana? Bukankah lebih baik Michel bergelung nyaman di kamar daripada mengurus organisasi sialan yang membuatnya harus bertemu makhluk bertaring itu?!
Tidak akan lagi!
"Dad, aku sudah sangat terlambat. Lebih baik aku tidak ke sekolah ya hari ini?" Michel mencoba membujuk dengan memasang puppy eyes.
"Tidak boleh. Untuk apa kami membayar uang sekolahmu yang cukup mahal itu jika kau tidak mau sekolah," sambar Fara dalam hitungan detik.
Ya Tuhan, padahal hanya sehari saja. Tetapi mengapa begitu perhitungan?! batin Michel jengkel.
"Hanya hari ini saja. Sepertinya aku sedang sakit."
Mendengar alasan itu, Fara sontak memeriksa suhu tubuh putrinya. "Tidak. Tidak demam."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Vampire (END)
WampiryMichaela sangat mencintai kehidupan normal sebagai salah satu gadis remaja di London. Ia selalu bersyukur untuk kedua orangtua yang membesarkannya penuh kasih sayang dan juga kehadiran Sang Sahabat yang selalu setia. Meskipun tidak memiliki kisah pe...