CHAP-43

8.2K 402 50
                                    

Halo semua..

Izinkan Achel membuat kalian semakin penasaran ya..



Achel suka hilang tidak jelas kan? Ya gitulah Achel hehe..

Entah kenapa, kalau buka wattpad mood nya pagi dan malam sebelum tidur. Selain itu Achel merasa hampa ketika membuka ponsel di siang hari😅. Tapi kalo Achel up tengah malam pasti akan ganggu waktu istirahat kalian..

Sebenarnya Achel kemarin mau up, tapi kayaknya kalau buat kalian semakin penasaran akan seru hehe..

Maaf yaa~🥰



Bagaimana hari kalian?

Tetap semangat ya semuanya..

Jaga kesehatan semua..


























































THE TWINS
































Malam ini, mansion Costello sudah ramai oleh bodyguard dan penjagaan yang sangat ketat. Penjaga bayangan tersembunyi sudah menyiapkan diri nya, Roger duduk di sofa, Roger tak akan repot-repot menyambut orang-orang itu. Karena niat nya adalah menunjukkan kembali nya Costello yang sesungguhnya.

Menunjukkan kepada mereka yang masih meremehkan Costello, menunjukkan mereka kekuasaan, kekejaman, dan iblis nya Costello.

Darren duduk di sebelah Roger menyentuh perban yang berada di lengan Roger.

“Sakit gak?” tanya Darren dengan tampang polos nya setelah menepuk luka jahitan itu, Roger menatap malas pada Darren.

“Papi gimana sih? Papi kalau mau tau rasa nya biar di tusuk juga sama uncle Ro, jadi tau deh rasa nya.” ucap Diego yang sudah jengkel melihat Papi nya sedari tadi fokus pada luka Roger.

“Anak nakal! Luci itu tidak pernah terluka, jadi Papi bertanya sakit atau tidak! Baru kali ini Papi melihat Luci terluka seperti ini..” jawab Darren dengan nada tak santai nya, Darren kembali memainkan perban Roger dengan jari nya.

“Lagipula jika Papi di tusuk sama dia, besok kalian nggak punya Papi lagi!” ucap Darren masih dengan bermain di luka milik Roger.

“Kau sudah bosan memiliki tangan?” pertanyaan dengan nada dingin itu membuat Darren langsung menegakkan tubuh nya dan berdeham singkat.

“Ekhm.. Oke, jadi dimana mereka? Lama sekali, padahal hanya menjadi penonton!” Darren kembali seperti semula, Athena menyembunyikan wajah nya di lengan Alister karena menahan tawa, Alister tersenyum tipis.

“Tuan, Dirgantara sudah tiba di depan..” ucap bodyguard yang baru saja sampai di samping mereka. Roger mengangguk dan bodyguard itu keluar mempersilahkan Dirgantara untuk masuk.





Dirgantara sudah tiba lebih dahulu dari yang lain, tuan Dirgantara terlihat berbinar melihat istana raksasa di depan nya. Benar-benar Costello adalah Raja!

Matthew membuka lebar mulut nya melihat istana di depan nya, waktu itu Athena dan Alister menyebutnya rumah?! Ini yang mereka katakan rumah?!

Tuan Dirgantara keluar terlebih dahulu, mereka berjalan di antara para bodyguard bersenjata dengan gugup. Di depan pintu utama, mereka di periksa dan salah satu dari mereka berlari masuk.

Mereka di izinkan masuk, seketika tubuh mereka mematung dengan mata terbuka lebar. Matthew tak dapat menahan lagi ekspresi wajah nya, Matthew menepuk pipi nya keras berkali-kali. Nyonya Dirgantara menatap berbinar interior khas bangsawan Eropa yang sangat indah terpampang gagah di sana.

THE TWINS [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang