CHAP-44

6.9K 395 46
                                    

Halo semua..

Achel up hehe..


Sepertinya Achel kena karma karena menghilang dan menggantung cerita ini..


Achel lagi di musuhin sama Abang gara-gara Achel tidak sengaja merusak stick ps kesayangan Abang huhu..

Abang Achel tidak marah-marah, tapi Achel di diemin seharian penuh huaaaaaa..

Bahkan saat Achel membujuk Abang Achel dengan cara seperti di wattpad menggunakan puppy eyes, Abang cuma liatin Achel, abis itu pergi ke kamar nya bahkan sampai sekarang nggak keluar kamar pas makan malam juga nggak keluar kamar😭😭

Achel mau ganti, tapi nggak ada yang anter Achel ke store nya. Achel mau beli online trauma, soalnya adik Achel beli baru 2 bulan udah nggak berfungsi lagi..

Huhu Achel mau nangis dari tadi tapi inget kata papa kalo Achel nggak boleh cengeng kalo nggak ada papa dan mama..



Achel minta maaf karena udah gantung kalian huaaaa..

Achel kapok😭😭


Maafin Achel.. Achel sayang kalian banyak-banyak😭😭











































THE TWINS























Keadaan di lorong rumah sakit terasa berat, aura gelap mengelilingi lorong ruang operasi. 7 orang di sana tampak sangat suram, wajah mereka tampak sangat khawatir, keadaan mereka kacau.

Roger menangis di pelukan Darren, Roger kembali ke ruangan sialan yang membuat putri nya hampir meninggalkan nya 3 kali, dan sekarang ia kembali merasakan nya. Darren ikut menangis melihat Roger yang menangis histeris tak berhenti sedari tadi.

Roger kembali merasakan kehilangan, ketakutan, marah, kecewa, sedih, gelisah, sakit, semua tercampur aduk. Roger kembali menyaksikan putri nya di ambang kematian.

Lampu ruang operasi masih menyala, mereka sudah di sana selama 5 jam. Tidak ada yang bangkit, semua saling memeluk menguatkan walaupun sama hancur nya. Alister hanya diam dengan tatapan kosong nya, air mata nya terus mengalir tanpa suara.

Alister menyalahkan diri nya sendiri, ini salah nya. Jika ia tak menelepon Athena berkali-kali, jika ia langsung mencari tanpa menelepon Athena, jika ia tidak mengganggu Athena, jika ia mengikuti Athena saat keluar tadi maka semua tidak akan seperti ini. Tapi semuanya hanyalah ‘jika’.

Alister merasa sangat bersalah, apalagi melihat tangisan Daddy nya yang sangat keras, Alister sangat merasa bersalah.

Mark hanya diam di bangku paling ujung, tak ada yang berani mengganggu Mark. Baju nya di penuhi darah Athena, Mark tak mau dan tak menggubris ucapan Mami nya yang menyuruh nya mengganti pakaian. Mark hanya diam dengan tatapan kosong ke arah tangan nya yang masih berlumur darah Athena.

Mike duduk tak jauh dari Alister, Mike tadi sudah menenangkan Alister, namun Alister tampak sangat merasa bersalah. Mike tidak menyalahkan siapapun, Mike berusaha keras mengatakan jika itu bukan salah Alister sama sekali. Mike hancur, namun ia harus mengarahkan Alister yang sendirian.

Roger memiliki Darren sebagai tempat bersandar nya, tapi jika Roger menangis seperti ini, siapa yang menjadi penopang untuk Alister? Mike di sini bersama Alister di saat Roger hancur, Mike akan mengarahkan Alister supaya tidak terus menyalahkan diri nya.














THE TWINS [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang