bagian 9

8.5K 399 18
                                    

Ruri membuka matanya dan melihat mobil berhenti disebuah pom bensin ternyata belum sampai juga dari tujuan jadi sebenarnya ini mau kemping kemana, Ruri melihat Leon yang tertidur tanpa melepaskan pelukannya membuat Ruri tidak berani bergerak dan membangunkan Leon, tapi Ruri tidak bisa begini terus dirinya ingin pipis. Tapi sepertinya Jeep yang ditumpangi ini masih pengisian bahan bakar.

Ruri menelan ludahnya kasar lalu meraih tangan Leon dengan pelan agar tidak membangunkan Leon, Ruri akan melepaskan tangan Leon dan dia bisa duduk dengan tegak, namun belum memindahkan tangan Leon tiba-tiba tangan Leon kembali mengerat dan memeluknya membuat Ruri kaget.

"Kemana?" Tanya Leon yang terbangun.

'Kenapa dia gampang sekali bangun sih!' Batin Ruri kesal.

"Anu... aku kebelet pipis." Cicit Ruri malu bukan main.

"Ganggu amat lo jadi cewek." Sengit Renata melihat Ruri sinis, Ruri hanya melihat Renata dengan sinis juga.

Leon mengangguk. "Kita istirahat dulu."

"Iya gue juga pegel nyetir 5 jam." Ucap Hendri merenggangkan tubuhnya.

Leon membuka pintu lalu menurunkan Ruri dari pangkuannya dan Leon ikut turun juga, Ruri mendesah lega akhirnya bisa bebas dari pangkuan Leon walau hanya sebentar. Ruri melihat Leon yang masih bisa berdiri dengan baik-baik saja tanpa rasa linu atau apapun itu membuat Ruri heran Leon itu manusia apa bukan, tapi Ruri yakin kalau paha Leon itu linu dan Leon menahannya.

"Itu kaki kamu gak papa kan?" Tanya Ruri memastikan.

Leon diam melihat Ruri lalu mengacak-acak rambut Ruri membuat Ruri jengkel lalu menepis tangan Leon. "Gak papa, ayo aku anter kamu ke toilet."

Leon menggenggam tangan Ruri membuat Ruri kaget lalu Ruri melepaskannya. "Ngapain kamu anterin aku?! Gak usah Leon, kamu ini mau ngintip ya?!"

Leon mengangkat sebelah alisnya. "Buat apa aku intip kamu kalo aku bisa perkosa kamu sekarang?" Ucap Leon membuat Ruri mendelik bisa-bisanya Leon berkata dengan fulgar seperti itu.

Plak!

Ruri memukul lengan Leon membuat Ruri kaget kenapa tangannya selalu reflek memukul Leon, dirinya emang cari mati dengan Leon. Melihat tatapan Leon yang tajam aja Ruri merinding apa lagi ditebas Leon pake samurai.

"Sorry." Ringis Ruri melihat tatapan Leon yang tajam itu. "Lagian kamu ngapain kamu anterin aku?! Mending kamu duduk diresto bakso itu terus tunggu aku sekalian pesenin bakso deh dari pada nganterin aku ke toilet dikara kamu orang mesum."

"Ayo sar kita pipis bareng." Ucap Ruri mendengus kesal lalu pergi menuju toilet dengan Sari yang setengah sadar meninggalkan Leon yang masih berdiri disamping Jeep.

Leon mendesah melihat punggung Ruri yang menjauh, lalu terkekeh kecil melihat sikap Ruri yang menggemaskan itu.

"Ayo kita makan dulu laper gue." Ucap Renata melingkarkan tangannya dilengan Leon.

Leon melihat tangan Renata yang melingkar ditangannya lalu Leon melepaskan tangan Renata membuat raut wajah Renata kesal.

"Jaga sikap lo selagi gue baik sama lo." Ucap Leon lalu pergi meninggalkan Renata menuju restoran yang menjual bakso sesuai kata Ruri.

"Udah gue bilang jangan bersikap kaya gitu sama Leon meskipun lo temenan sama Leon dari kecil, udah tau Leon dari dulu gak mau disentuh sama cewek kecuali cewek yang dia sayang malah lo yang kegatelan ckckck." Ucap Dion merangkul pundak Renata membuat Renata kesal dengan perkataan Dion lalu melepaskan tangan Dion dari pundaknya langsung pergi menyusul Leon.

"Lama-lama Renata makin jadi aja sikapnya." Heran Hendri disamping Dion.

"Dia kan suka sama Leon, tapi Leon udah punya cewek." Ucap Dion sambil melihat punggung Renata.

LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang