bagian 39.

2.3K 218 101
                                    

"Hallo." Sapa sosok cowok yang tingginya cukup membuat Ruri seperti botol Yakult.

"Ini sepupu kamu, namanya Reza umurnya 22 tahun." Ucap Astrid tersenyum sambil mengenalkan putranya.

"Iya, dia Adik sepupu kamu. Meskipun umurnya lebih tua dari kamu, dia tetep Adik kamu soalnya Om Adik ayah kamu." Ucap Zidan membuat Ruri mengangguk paham.

"Hallo juga." Sapa Ruri balik sambil tersenyum dan menerima jabatan hangat dari tangan Reza. "Aku Ruri."

"Iya tau, ternyata imut juga anaknya Om Gunawan sama Tante Herlina." Ucap Reza tersenyum sambil mencubit pipi Ruri, membuat Ruri terkekeh canggung.

"Kalau kita udah saling melengkapi kaya gini, jadinya lega gak ada yang ditutupin. Semoga kamu betah sama kita." Ucap Astrid tersenyum mengusap kepala Ruri membuat Ruri tersenyum.

"Oh iya, kamu makan dulu sebelum berangkat sekolah, nanti kamu berangkat sekolah diantar sama Reza." Ucap Astrid melihat Astrid lalu melihat Reza.

"Gak usah Tan, Leon nanti jemput aku kok." Tolak Ruri karena memang Leon menjemputnya setiap berangkat sekolah.

"Leon siapa?" Tanya Reza bingung.

Ruri cuma tersenyum tak enak.

"Leon itu pacar Ruri." Ucap Zidan membuat Reza mengangguk paham.

"Yaudah kalau kamu gak bisa diantar Reza, yaudah gapapa. Sekarang kita makan dulu ya sebelum pacar kamu dateng." Ucap Astrid diangguki Ruri.

Derrttt!!!

Saat hendak mereka akan makan suara dering ponsel Ruri yang riuh membuat semua pandangan tertuju pada Ruri bahkan para pelayang yang sibuk menuangkan minuman, itu membuat Ruri mendelik langsung menyembunyikan ponselnya menatap mereka tak enak karena suara ponselnya sangat menggangu.

"Maaf, aku angkat telfon dulu ya Om-Tante." Ijin Ruri.

"Iya, gapapa. Siapa tau penting." Ucap Astrid langsung Ruri mengangguk dan pergi.

Setelah pergi dari ruang makan Ruri kembali menelepon orang yang menelonnya tadi dan orang itu adalah Leon, telepon Ruri langsung diangkat Leon.

"Halo, kamu kenapa telpon aku pagi-pagi? Biasanya kamu langsung jemput." Ucap Ruri.

"Aku gak bisa jemput kamu, mobil aku mogok dipinggir jalan. Aku udah panggil orang buat urus mobil, aku jemput kamu pakai GoCar aja."

"Gak usah, kamu duluan aja gak papa. Rumah aku yang sekarang juga lumayan jauh dari rumah aku, nanti kamu bolak-balik." Tolak Ruri karena merasa kasihan pada Leon harus bolak-balik.

"Gak papa lah."

"Ih jangan, aku naik ojek aja. Kamu langsung ke sekolah aja gapapa. Aku naik taksi aja."

"Tapi kan—"

"Udah kamu ke sekolah duluan aja. Nanti kita ketemu disekolah ya." Ucap Ruri tersenyum dan mendengar suara helaan nafas Leon.

"Jangan ngambek, gak disuruh jemput sehari aja ngambek. Kan kamu bisa jemput besok." Kekeh Ruri.

"Ya udah. I love you, aku tunggu kamu."

"Love you to, iya. Kalau gitu aku matiin dulu ya, bye sayang muahh." Ucap Ruri langsung menatikan sambungannya dengan jantung berdetak kencang dan tekejut atas perkataannya yang memanggil Leon sayang dan memberi ciuman jauh.

"Anjing, aku tadi ngapain kaya gitu bangsat! Aku pasti gila." Ucap Ruri tak percaya dengan apa yang dilakukannya tadi.

Disisi lain Leon yang mendengar Ruri mengatakan sayang dan ciuman jauh membuat Leon terkekeh tak percaya, ini pertama kalinya mendengar Ruri memanggilanya sayang dan ciuman jauh. Leon gemas sekali pada Ruri sampai ingin memeluk Ruri hingga remuk, cewek itu ternyata bisa merayunya juga.

LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang