bagian 40.

2.8K 201 115
                                    

"Apa-apaan ini! Saya tidak bersalah!! Lepasin saya!!" Sentak Handi memberontak saat ditangkap polisi dan kedua tangannya diborgol.

"Anda kami tahan atas kasus penggelapan perusahaan dan menjual warisan tanpa persetujuan hak waris." Ucap polisi itu.

"Lepasin!! Kita cuma ambil hak kita, kita gak bersalah!!" Sentak Dena yang juga tangannya ikut diborgol oleh polisi.

"Lepasin saya!! Saya gak mau!!" Dena berusaha lepas dari tahanan polisi.

Polisi itu menyeret mereka keluar rumah dan mereka berdua mendapati tetangga-tetangga yang melihat kejadian ini dan ada juga Leon dan Ruri berdiri didepan rumah membuat mereka kaget, Hana terus menahan polisi itu untuk tidak membawa kedua orang tuanya pergi. Handi sudah dipaksa masuk kedalam mobil polisi dan tinggal menyisahkan Dena. Leon meminta polisi yang menahan Dena itu untuk berhenti sejenak.

"Jadi kalian!! Kalian tau apa sampai laporin kita!! Kamu gak tau apa-apa!!" Sentak Dena penuh dengan emosi pada Ruri dan Leon.

"Apa yang kalian lakuin, kalian harus tanggung jawab di pengadilan." Ucap Ruri menahan tangisnya akhirnya mereka ditangkap oleh polisi atas tindakan mereka, semua ini dibantu dengan Leon, Om dan Tantenya.

Dena mendengar itu terkekeh geram.

"Dasar anak tidak tau diuntung!" Umpat Dena.

"Terserah Bibi mau ngomong apa, yang jelas kalian udah dapat balasannya." Ucap Ruri tidak perduli. "Dan satu lagi, Bibi pasti gak tau kan siapa Ayah sebenarnya?..."

Dena diam. "Maksud kamu apa?!"

"Bibi gak perlu tau dan akan pernah tau siapa Ayah kalau aku gak bilang kalau Ayah adalah pengusaha besar Property House." Ucap Ruri membuat Dena membelakkan matanya terkejut.

"Apa?!" Kaget Dena, tak lama Dena tertawa keras. "Kamu mimpi kalau Ayah kamu yang cuma kerja karyawan biasa itu CEO Property House?! Emang benar-benar mimpi kamu!"

"Terserah mau Bibi percaya atau enggak sama aku, aku udah ngomong sesuai kenyataan ngapain juga aku bohong. Pantas Ayah sama Ibu nyembunyiin ini dari keluarga toxic kaya kalian yang gila harta sampai rela ngelakuin apa aja, rumah satu-satunya yang sederhana aja kalian jual tanpa persetujuan aku cuma demi uang gimana kalau kalian tau siapa Ayah itu yang sebenarnya pengusaha besar?... Pasti kalian bunuh Ayah buat kuasain harta Ayah! Sekarang aku gak perlu takut lagi sama kalian, Bibi dan Paman harus mempertanggung jawabkan dipenjara, itu akibat dari apa yang kalian lakuin." Ucap Ruri menahan untuk tidak menangis namun air matanya tetap keluar dan ada kelegaan didalam hatinya.

"Anak sialan!! Kenapa aku gak bunuh kamu aja saat itu!! Lepasin saya! Biarin saya hajar anak itu sampai mati!! Lepasin saya!!" Teriak Dena dengan emosinya yang membuncah dan polisi itu menyeret Dena untuk masuk kedalam mobil polisi.

"Pak tolong lepasin orang tua saya!! Saya udah gak punya siapa-siapa lagi!! Tolong lepasin orang tua saya!" Mohon Hana menangis pada polisi namun polisi itu menghiraukan Hana dan pergi membawa Handi dan Dena dengan mobil polisi. Hanna menangis melihat orang tuanya lalu melihat Ruri dengan marah.

"Ini semua gara-gara lo!!" Teriak Hana mendekati Ruri dan hendak memukul Ruri namun ditahan oleh Leon. Leon mendorong Hana menjauh dari Ruri karena tidak mau Ruri terluka lagi karena ulah keluarga gila itu.

"Kenapa gara-gara aku? Itu gara-gara ulah mereka sendiri, kamu harusnya introspeksi bukan malah nyalahin orang. Itu pelajaran buat kamu biar gak jadi kaya mereka." Ucap Ruri lalu pergi bersama Leon meninggalkan Hanna yang menangis.

"Cewek sialan!! Awas aja lo!!"

Ruri tetap pergi membiarkan Hana menangis, sebanarnya Ruri tidak tega dengan Hana karena Hana akan sedirian sementara orang tuanya dipenjara atas ulah mereka dan Hana pasti akan menanggung hinaan dan comohan disekolah Hana oleh murid disana. Namun, kesalahan adalah kesalahan dan harus mendapatkan hukuman.

LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang