bagian 4.

10.6K 505 29
                                    

"kenapa kamu bawa aku ke rumah kamu? Aku gak mau." Ucap Ruri melihat rumah sebesar dan seluas ini, kali ini Ruri benar-benar percaya kalau Leon itu orang kaya.

"Masuk." Ucap Leon langsung menarik tangan Ruri membuat Ruri mendelik.

"Gak mau, gimana nanti kalo orang tua kamu marah sama aku karena aku miskin, kita kan gak pacaran beneran. Aku gak mau!" Ucap Ruri mencoba menancapkan kakinya dan melepaskan tangan Leon tapi tak bisa karena tenaga Leon lebih besar, sedangkan Leon tidak memperdulikan itu.

"Leon aku gak mau, aku takut!"

"Leon gak mau lepasin! Berhenti!"

"Kamu ganti permintaan kamu aja tapi jangan ketemu orang tua kamu!"

"Leon—" Ruri terdiam dengan panik mengikuti langkah Leon yang menarik tangannya sudah masuk kedalam rumah besar ini, bukannya kagum dengan isi rumah Leon Ruri berganti mencengkram baju Leon dan jantung yang berdetak kencang takut jika orang tua Leon sampai mengata-ngatainya seperti sinetron.

"Leon jangan, kita pergi aja yuk!" Bisik Ruri menarik-narik baju Leon, sedangkan tangan kirinya masih digenggam Leon erat, tapi Leon masih tidak mau mendengarkan.

Hingga sampainya diruang keluarga dan Leon berhenti, Ruri diam bersembunyi dibelakang punggung Leon yang besar saat melihat sepasang suami-istri duduk disofa besar ini. Jantung Ruri berdetak kencang benar-benar takut jika berhadapan dengan orang kaya.

"Leon, dia siapa?"

Ruri meremas baju Leon saat mendengar suara dari wanita setengah baya yang masih cantik itu, bahkan Ruri mencoba melepaskan tangannya yang dipegang Leon tapi tak bisa. Ruri mendelik ketika tangannya ditarik Leon membuat Ruri keluar dari persembunyiannya, Ruri diam membeku lalu melihat kedua sejoli itu membuat Ruri langsung berdiri tegak dan mencoba untuk tersenyum.

"Dia pacar Leon, Ma." Ucap Leon.

"Pacar?" Ucap Nara itu kaget.

"Jangan bilang kamu yang paksa." Ucap Alvaro dengan sebelah alis terangkat.

"Selamat sore Om Tante." Ucap Ruri dengan suara gemetar apa lagi melihat pria disebelahnya wanita itu sangat menakutkan kalau melihat, Ruri tanpa sadar meremas tangan Leon yang menggenggamnya melihat Mama Leon berdiri dan mendekatinya.

"Nama kamu siapa?" Tanya Nara pada Ruri saat didepan Ruri.

"R... Ruri Tante." Ucap Ruri dengan takut.

"Ruri, kamu jangan takut gini saya gak akan gigit kamu kok." Ucap Nara tersenyum memegang pundak Ruri membuat Ruri kaget dengan sikap Nara yang ternyata lembut juga, Ruri melihat Leon yang hanya diam menatapnya datar.

"Iya Tan." Ucap Ruri menggaruk pelipisnya dan tersenyum merasakan suasana canggung.

"Ayo duduk dan kita bicara." Ajak Nara lalu menarik tangan Ruri dari genggaman Leon duduk disofa besar dan Leon menyusul duduk disamping Ruri.

"Kamu sekolah dimana dan kelas berapa?" Tanya Nara.

"Sekolah di SMA Bakti kelas 11 Tan." Ucap Ruri tersenyum kecil, ternyata pikiran tidak tepat jika orang tua Leon itu sangat jahat, ternyata mereka baik.

"Oh masih kelas 11, kamu jangan takut lagi kayak tadi Tante sama Om gak akan gigit kamu." Ucap Nara dengan senyuman dan mengusap lengan Ruri.

"Awh!!" Ringis Ruri sambil memegang lengannya membuat Nara kaget langsung menjauhkan tangannya dari lengan Ruri.

"Kamu kenapa?" Tanya Nara bingung.

Ruri tersenyum tapi wajahnya masih bisa dilihat kalo menahan sakit. "Cuma lebam dikit Tan habis jatoh."

LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang