bagian 21.

6.2K 331 14
                                    

Ruri menerima amplop berisikan lembaran uang itu dengan senyuman lebarnya, hari ini gaji pertamanya sudah tiba dan Ruri menghitung gajinya dengan gembira. Ruri memasang wajah senangnya mencium amplop berisikan uang itu dengan gembira.

"Makasih Mbak Uum." Ucap Ruri dengan seri-seri.

"Selamat gaji pertama kamu." Ucap Uum tersenyum melihat Ruri bahagia menerima amplop itu.

"Seneng banget kalo dapet gaji mbk." Ucap Ruri.

"Oh iya, kamu kan jualan salad ya. Mbak pesen 200 porsi ya minggu depan buat acara."

Ruri mendelik. "Mbak serius pesen 200 porsi?"

Uum mengerutkan dahinya. "Ya serius Ruri masa boongan, kenapa? Kamu gak bisa ya?"

Ruri menggeleng kuat. "Bisa banget kok Mbak, Ruri buatin pesanan Mbak Uum minggu depan." Ucap Ruri dengan rasa senang yang luar biasa mendapatkan pesanan sebanyak itu.

"Yaudah kalau gitu Mbak bayar DPnya nanti ya, kamu sebutin aja berapa nanti Mbak bayar soalnya Mbak habis ini ada perlu." Ucap Uum dan langsung diangguki Ruri.

"Baik Mbak, makasih banget ya udah pesen salad di aku." Ucap Ruri menggenggam tangan Uum.

Uum tersenyum menepuk-nepuk tangan Ruri. "Iya, lagian salad kamu juga enak jadi Mbak punya pikiran buat pesen salad kami diacara Mbak. Yaudah Mbak pergi dulu ya."

"Iya Mbak sekali lagi makasih banyak ya Mbak, Mbak Uum hati-hati." Ucap Ruri diangguki Uum dan setelah itu Ruri berjingkrak-jingkrak sangking bahagianya.

Meskipun ia kerja paruh waktu untuk menambah keuangan, Ruri tetap menjalankan usahanya berjualan salad dan usahanya lancar karena banyak orang yang menyukai salad bikinan Ruri. Beberapa kali Ruri mendapatkan pesanan ratusan porsi dan itu membuat Ruri merasa sangat senang, Ruri juga tidak pernah mengeluh dengan kehidupannya yang sulit dan terus berjuang sampai ia berhasil dengan tujuannya.

"Kamu kenapa?"

"Astaga!!" Kaget Ruri tiba-tiba Leon sudah ada dibelakangnya, Ruri mendesah mengusap dadanya.

"Kamu ngapain kegirangan gitu hm? Apa yang buat kamu senang kayak gini?" Ucap Leon mengusap kepala Ruri lembut.

Ruri tersenyum. "Tadi Mbak Uum pesen 200 porsi salad buat minggu depan, aku seneng banget anjing."

Leon tersenyum tipis. "Aku bantu kamu—"

"Gak usah, biar Sari aja yang bantu aku lagian kata kamu juga ada perlu kam minggu depan." Ucap Ruri.

Leon diam lalu mengangguk.

"Kalau gitu ayo, aku traktir makan bakso dipojok jalan situ pake gaji pertama aku. Baksonya enak loh." Ucap Ruri menunjukkan gaji pertamanya pada Leon membuat Leon tersenyum mengacak-acak rambut Ruri.

Leon senang melihat Ruri sebagai ini dan melakukan apapun sendiri, tapi Leon lebih suka Ruri manja dan bergantung padanya. Leon ingin sekali Ruri terus bergantung padanya karena itu bisa membuat Ruri tidak akan pernah bisa pergi, namun Ruri tidak mau bergantung padanya dan melakukan apapun sendirian membuat Leon sedikit cemas. Setidaknya Leon memiliki cara supaya Ruri mulai bergantung padanya.

Leon memegang kedua pipi Ruri. "Simpan saja uangmu, biar aku traktir kamu sebagai hadia dihari gajimu yang pertama."

Ruri mengerutkan dahinya melepaskan tangan Leon. "Enggak bisa, kali ini biar aku aja yang bayar. Meskipun gak banyak tapi tetep aku yang bayar."

Leon diam. "Oke, tapi ini terakhir selanjutnya jangan gunain uang kamu buat aku, itu sudah jadi tugas aku."

Ruri diam melihat Leon. "Kenapa terakhir?"

LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang