bagian 25.

7.2K 338 72
                                    

"Loh loh! Leon kamu ngap—emmptt!" Ruri mendelik dan mendorong tubuh Leon saat Leon tiba-tiba menyelonong masuk kedalam rumahnya sambil memeluk tubuhnya, Leon langsung mencium bibirnya secara bruntal dan memojokkannya ke dinding. Ruri mendelik lalu memejamkan matanya kuat dan berubah menghentikan tindakan Leon yang tiba-tiba seperti ini, bagaimana jika tetangga melihat ini pasti dirinya tidak akan selamat.

"Leon—" Ruri yang ingin menghentikan ini malah kedua tangannya ditahan ke atas kepala dengan satu tangan oleh Leon membuat Ruri tidak bisa bergerak bebas dengan hampitan tubuh besar Leon.

Leon anjing bangsat!' Batin Ruri berteriak.

Ruri yang memiliki harapan tipis untuk bisa menghentikan aksi gila Leon hanya bisa pasrah, karena akan percuma jika dirinya mencoba menghentikan Leon namun Leon malah semakin mengganas meskipun Ruri berusaha menutup bibirnya rapat-rapat. Leon selalu berhasil menerobos masuk dengan cara mengigit bibirnya dan itu menyakitkan.

Ciuman Leon ini membuat Ruri bisa merasakan keganasan Leon, bahkan lidah Leon berusaha membelit lidahnya. Apakan ini yang disebut ciuman maut oleh Sari? Karena selama berciuman dengan Leon, Leon tidak pernah menciumnya sampai seperti ini hanya saling melumat saja tidak pernah menggunakan lidah seperti saat ini.

Ruri bernafas dengan memburu saat Leon menyudahi ciumannya membuat bibir Ruri menjadi basah karena Leon, dengan kening yang menyatu tanpa menjauhkan jarak dan debaran jantung mereka yang berpacu cepat Leon mengusap bibir Ruri yang basah. Leon melepaskan tangan Ruri dan memeluk Ruri erat, Ruri diam tidak tau harus mengatakan apa yang jelas Ruri masih terkejut dengan aksi Leon yang tiba-tiba ini.

"Itu hukuman buat kamu karena udah langgar perintah aku tadi." Bisik Leon.

Ruri diam, jadi hanya karena tadi tidak sengaja melihat tukang nasi Padang yang mirip Oppa-Oppa Korea itu Leon ngelakuin ini tiba-tiba. Leon melapaskan pelukannya mencengkram pundak Ruri dan menatap Ruri dengan tatapan dalam membuat Ruri membeku seperti terhipnotis.

"Kalau kamu gak patuhi perintah aku, maka bukan ini hukuman kamu tapi aku akan perkosa kamu. Ngerti kamu?" Ucap Leon membuat Ruri menjadi merinding dan hanya bisa mengangguk.

"Aku pulang dulu, jangan lupa kunci pintu dan langsung tidur." Ucap Leon mengusap pipi Ruri lalu keluar dari rumah kecil Ruri dan menutup pintunya, namun Ruri masih diam di posisinya dengan kaget.

Ruri bernafas lega memegang dadanya merasakan jantungnya akan copot dengan kejadian tadi, Ruri tidak bisa membayangkan bagaimana jika Leon benar-benar akan memperkosanya tadi hanya karena masalah sepele. Semakin kesini Ruri semakin mengetahui sifat Leon, Ruri berharap sifat Leon ini hanya sampai disini dan tidak ada yang lain.

"Leon bangsat." Ucap Ruri masih kaget.

Ruri segera mengunci pintunya dan berjalan menuju dapur untuk mengambil minum didalam kulkas dan meminumnya seperti orang kehausan hingga air yang ada didalam botol itu tinggal setengah, Ruri meremas kuat botolnya masih mengingat seperti apa ciuman Leon membuat Ruri tanpa sadar memegang bibirnya.

"Kok aku tadi gak kepikiran buat tendang aja ya terongnya?" Heran Rudi kenapa ia tidak memikirkan hal itu untuk menghentikan Leon, apa karena siangking kagetnya membuatnya tidak bisa memikirkan cara lain.

"Kok bego banget sih aku."

Disisi lain Leon yang mengendarai motornya dengan cepat untuk pulang akhirnya sampai di rumahnya dan masuk kedalam melihat orang tuanya sedang menonton tv diruang keluarga, Leon menghampiri mereka membuat mereka melihat Leon yang sudah datang.

"Kamu udah pulang, sini duduk." Ucap Nara tersenyum menepuk sofa kosong disampingnya.

"Enggak Ma, Leon mau langsung ke kamar aja. Ini nasi padang buat Mama sama Papa." Ucap Leon memberikan bungkusan pada Nara membuat Nara tersenyum lebar.

LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang