bagian 10

9K 377 20
                                    

Ruri duduk merenung disamping Leon dan disamping Leon ada Dion yang bermain gitar dan bernyanyi didepan api unggun kecil, mereka bernyanyi terkecuali Ruri dan Leon saja, Ruri duduk diam melamun memikirkan kejadian sore tadi yang Leon menciumnya. Hal itu membuat wajah Ruri memerah malu bagaimana ia bisa diam saja saat Leon melakukan hal itu padanya, Ruri menyembunyikan wajahnya dilututnya merasakan kekesalan yang luar biasa pada Leon.

"Kamu ngantuk?"

Ruri terjingkat langsung tegak saat merasakan tangan Leon menyentuh pinggangnya dan berbisik disamping telinganya, Ruri menoleh dan mendelik saat wajah Leon sangat dekat dengan wajahnya lalu Ruri dengan perlahan mendorong dada Leon untuk menjauh akhirnya Ruri bernafaskan lega.

Ruri menggeleng. "Aku nggak ngantuk."

Leon melepaskan jaketnya lalu memakaikannya pada Ruri dan Ruri hanya diam. "Hawanya dingin, kamu kenapa pakai baju tipis."

Ruri hanya diam saja dan mengeratkan cengkramannya pada cangkir minumnya, Ruri melihat Leon yang seolah tidak terjadi apa-apa setelah kejadian sore tadi membuat Ruri kesal, sedangkan dirinya masih kepikiran bagaimana jika mereka sudah tau tapi bersikap tidak tau apa-apa.

Tiba-tiba terdengar suara perut Ruri yang berbunyi keras tapi hanya bisa didengar Leon saja karena hanya Leon yang ada disampingnya, Ruri melihat Leon lalu meringis pasti Leon mendengar suara perutnya yang lapar. Ruri memejamkan matanya saat tangan Leon entah melakukan apa, namun bukan merasakan cubitan atau pukulan tapi malah usapan dikepalanya membuat Ruri langsung membuka matanya.

"Aku ambilin sopnya buat kamu." Ucap Leon lalu berdiri dan mengambil sop buat Ruri.

Disisi lain Renata yang melihat itu mengepalkan tangannya lalu berdiri untuk ikut mengambil sop, saat berada disamping Leon Renata tersenyum memberikan sendok kepada Leon karena sendoknya tepat berada disamping Renata.

"Kamu laper ya?" Tanya Renata pada Leon dan juga mengambil sop dari panci tapi tak ada jawaban hingga Leon pergi menghampiri Ruri lagi, Renata yang tidak suka dengan sikap acuhnya Leon berjalan cepat menuju Leon lalu menyenggol siku Leon yang memegang sop hingga sopnya tumpah mengenai punggung dan lengan Ruri.

"Aarkkh panas!!" Teriak Ruri menjatuhkan gelas tehnya ketanah lalu berdiri sambil mengibas-ngibaskan kuah sop yang panas pada tubuhnya.

"Ruri!!" Kaget Sari langsung menghampiri Ruri dan membantu Ruri membersihkan kuas sop panas itu meskipun itu mustahil.

"Lo apa-apaan sih Perek!!" Bentak Leon sambil membanting mangkok sop yang ada ditangannya emosi dengan apa yang dilakukan Renata.

"Panas banget Sar." Ucap Ruri yang sampai mengeluarkan air matanya.

"Aku gak sengaja Yon! Aku cuma mau duduk disamping Dion aja!" Ucap Renata yang seolah tidak sengaja.

"Arkkh!!" Teriak Renata saat lehernya tiba-tiba dicekik Leon dengan kemarahan membuat Hendri dan Dion mau tak mau harus ikut campur jika Leon sudah sampai emosi seperti ini.

"Gue udah peringatin lo buat gak ganggu gue, sekarang lo cari masalah sama gue!" Bentak Leon semakin erat mencekik leher Renata membuat Renata terbatuk-batuk, Hendri dan Dion langsung memisahkan Leon yang emosi dari Renata sebelum Renata benar-benar mati ditangan Leon.

"Kedaliin emosi lo bangsat!" Ucap Hendri mendorong Leon menjauh sedangkan Renata mulai takut dengan Leon dan disembunyikan dibalik punggung Dion.

"Lo harus tenang oke, lebih baik cepat obati luka cewek lo kompres dulu pake air dingin." Ucap Hendri mencoba menenangkan Leon.

Leon mengusap wajahnya kasar lalu melihat Ruri yang menangis sambil mengusap-usap tubuhnya yang terkena tumpahan sop panas, Leon mengumpat lalu pergi entah kemana membawa senter dan wadah yang pasti Leon menuju sungai dekat sini karena air sungai cukup dingin.

LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang