bagian 35.

3.4K 314 115
                                    

"Kalian kenapa ambil surat rumah orang tua Ruri?! Ini kan punya Ruri ngapain kalian ambil?!" Sentak Ruri pada Dena dan Handi yang duduk sambil bersendekap dada.

"Ruri kamu tenang dulu, biar kita jelasin." Ucap Handi menenangkan Ruri.

"Mau jelasin apa?! Udah jelas kalian ambil surat rumah orang tua Ruri dan kalian mau jual rumah itu tanpa sepengetahuan Ruri!!" Sentak Ruri sungguh merasakan emosi kepada dua orang didepannya ini karena sudah mengambil surat rumah yang udah Ruri simpan.

Ruri tau kalau itu mereka karena tetangga yang sering membagi makanan mengatakan kalau Bibinya datang kerumahnya dan keluar membawa map, Ruri yang ingin tau apa yang diambil mereka dari dalam rumah ya ternyata surat rumah yang diambil karena sudah tidak ada ditempatnya. Ruri yang marah langsung menghampiri rumah mereka dan sempat mendengar kalau rumahnya akan dijual tanpa sepengetahuannya.

"Kamu ngomong sama orang tua yang sopan!" Sentak Dena menunjuk Ruri.

Ruri tertawa tak percaya melihat kedua manusia itu. "Sopan?! Kalian aja masuk ke rumah aku dan curi sertifikat rumah Ruri apa itu juga sopan!!"

"Kami terpaksa harus jual rumah kamu buat lunasin hutang!" Sentak Dena.

"Wahh!!" Kekeh Ruri geram mendengar itu semua. "Kalian yang punya hutang kenapa aku yang harus nanggung?! Itu salah kalian sendiri!!"

"Jaga ya mulut lo!! Bunda sama Papa gue udah baik buat rawat lo tapi lo gak tau diri!!" Sentak Hana menunjuk Ruri.

"Kamu gak tau apa-apa dan cuma ngabisin duit orang tua mending diem deh." Ucap Ruri membuat Hana emosi.

"Lo gak tau diri bangsat!! Udah bagus lo dihidupin keluarga gue tapi balasan lo kaya gini, kalau bukan karena orang tua gue lo udah jadi gembel!"

Ruri terkekeh. "Hidupin apa? Cuma ngasih makan doang aja bangga, meskipun kalian gak kasih makan aku, aku tetep bisa makan sama usaha aku sendiri. Kalian cuma manfaatin aku dan baikin aku cuma mau sertifikat rumah aku! Kalian keluarga parasit tau nggak!!"

"Kurang ajar kamu!! Plak!!" Ucap Handi menampar pipi Ruri membuat pipi Ruri memerah. "Kamu emang gak tau terima kasih padahal kita udah baik sama kamu! Ini balasan kamu?!"

Ruri menangis diam memegang pipinya yang terasa perih. "Kalian cuma manfaatin aku!! Buat apa aku berterima kasih sama kalian!!"

"Lebih baik kamu pergi dari sini, ini sebagai bayaran kamu buat kita!!" Usir Dena pada Ruri.

"Enggak balikin sertifikat rumah aku!!" Sentak Ruri menangis.

"Sertifikat itu udah kami jual, lusa kamu udah harus angkat kaki dari rumah!!" Sentak Handi membuat Ruri kaget ternyata rumahnya sudah dijual oleh mereka.

"Kalian jahat tau nggak!! Itu satu-satunya peninggalan orang tua aku tapi kalian tidak tau malu ngejual rumah itu yang bukan hak kalian!! Aku gak mau tau balikin sertifikat rumah Ruri!!" Sentak Ruri menangis bagaimanapun rumah itu menjadi payung buatnya.

"Kamu pergi dari sini!!" Usir Handi mennyeret Ruru keluar dari rumah dan mendorong Ruri sampai jatuh.

"Enggak balikin sertifikat rumah Ruri!! Balikin!!" Teriak Ruri mencengkram kaki Handi.

"Lepasin saya!! Pergi dari sini!!"

Duk!!

Handi mendenang Ruri sampai siku Ruri berdarah dan langsung masuk kedalam rumah.

"Paman balikin sertifikat rumah Ruri!!" Tangis Ruri sambil memegang sikunya yang perih.










***







LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang