bagian 15.

8.2K 373 33
                                    

Ruri menunggu didepan toko bunga tempat kerjanya yang sudah tutup sambil berjongkok dan memegang perutnya, mulutnya mengeluarkan desisan kesakitan karena merasakan perutnya sangat sakit. Kemana Leon lama sekali datangnya padahal Leon bilang bentar lagi sampai. Ruri menyandarkan kepalanya dilututnya menahan rasa sakit diperutnya yang melilit.

"Lama sekali si anjing itu." Gumam Ruri dengan suara lemah terus meremas perutnya, sangat sakit sampai tidak sanggup berdiri.

"Sakit." Racau Ruri lalu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Leon.

Sambungan masih berbunyi tapi Leon belum mengangkatnya, sampai sambungan itu terhubung.

"Halo." Suara terdengar ditelinga Ruri tapi Ruri mengerutkan dahinya kenapa suaranya perempuan, Ruri melihat ponselnya mungkin ia salah panggil namun tidak, ini nama Leon.

"Lo kalo gak mau ngomong gue tutup." Ucapnya lagi membuat Ruri diam sejenak, ini suara Renata dan Kenapa Renata ada sama Leon.

"Leon mana?" Tanya Ruri dengan suara serak.

"Leon beliin gue minum, udah lah gak usah ganggu. Leon gak bakal jemput lo, dia temenin gue disini." Ucap Renata langsung menutup teleponnya membuat Ruri meringik kesal, Leon ternyata bohong padahal ia menunggu sudah satu jam lebih. Ruri yang tidak sanggup menahan rasa sakit diperutnya menghubungi Sari karena hanya Sari yang bisa Ruri harapkan.

"Halo Rur, Kenapa telpon gue?" Tanya Sari dari seberang.

"Sar, aku minta tolong jemput aku, Leon gak bisa jemput aku." Ucap Ruri meringis rasa sakit diperutnya semakin melilit saja.

"Lah emang Leon kemana, bukannya dia sering jemput lo? Terus kenapa suara lo jadi serak gini?" Tanga Sari heran.

"Lambung aku sakit Sar, aku gak sanggup jalan. Minta tolong jemput aku ya Sar, aku udah gak kuat." Ucap Ruri membuat sari kaget.

"Lambung lo kumat lagi! Bentar gue jemput lo, tunggu gue." Ucap Sari panik langsung mematikan sambungannya membuat Ruri lega akhirnya Sari bisa menjemputnya.

"Sakit banget anjing!" Umpat Ruri meringik terus meremasi perutnya, bahkan Ruri ingin muntah.







***






Ruri berbaring dirumah sakit dengan infus yang menancap dipunggung tangannya, tubuhnya masih menggeliat memeluk perutnya meskipun sudah diobati dan diperiksa oleh dokter. Setelah Sari menjemputnya dan mengantarnya ke rumah sakit untuk berobat, sebenarnya Ruri tidak membutuhkan rumah sakit menghemat uangnya dan ingin ke apotek saja untuk membeli obatnya, tapi Sari terus memaksanya mengantarkan Ruri kerumah sakit.

Sari yang tau kondisi keuangan Ruri sedang tidak baik-baik aja akhirnya Sari yang membayar biaya rumah sakit Ruri, Ruri mencoba menolak dan mengembalikan uang Sari tapi Sari menolaknya. Sebenarnya Sari cukup kesal dengan Leon karena Ruri bilang Leon tidak bisa menjemputnya padahal Ruri sudah menunggu Leon satu jam dengan lambung Ruri yang kumat.

"Udah lo istirahat aja disini sampai air infus lo habis, gue mau pulang dulu soalnya bokap gue suruh gue pulang udah malem banget ini. Besok gue jemput lo sepulang sekolah, tunggu gue dan jangan pulang sendiri, ngerti lo." Ucap Sari tegas karena Sari tau Ruri itu tipikal orang yang gak enakan.

Ruri yang memang benar-benar membutuhkan bantuan Sari akhinya hanya bisa mengangguk. "Iya Sar, makasih banyak ya udah bantuin gue."

"Karn gue cuma satu-satunya orang yang lo butuhin, yaudah gue pulang dulu." Ucap Sari berdiri.

"Iya, hati-hati ya."

Sari mengangguk lalu keluar meninggalkan Ruri dengan terpaksa, kalau bukan karena Papanya yang galak tidak menyuruhnya pulang susah pasti Sari masih mau disini menemani Ruri. Tapi Sari tau Ruri juga akan memaksa Sari pulang karena Ruri tidak mau lagi merepotkan Sari yang sudah banyak membantu Ruri.

LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang