bagian 47.

1.5K 165 25
                                    

Ruri diam berdiri dibalkon kamar dengan secangkir teh, Ruri melihat luar dengan tenang menunggu telepon dari seseorang. Ruri melihat ponselnya yang berwarna hitam kecil, itu adalah ponsel yang ia gunakan untuk berkomunikasi dengan Sella. Berbahaya jika Ruri memakai ponsel yang sering ia pakai, bisa saja Leon meretas ponselnya mengingat Leon masih gila.

Dari siang sampai hampir malam Leon pergi mencari Sella yang katanya kabur entah kemana, Leon belum menghubunginya juga.

Derrtttt!!! Derrttt!!

Ponsel hitam Ruri berdering membuat Ruri melihat ponselnya lalu mengambilnya, bukan nomor Sella tapi orang suruhannya. Sella segera mengangkat panggilan itu.

"Saya udah nemuin keberadaan Sella." Ucap orang itu membuat Ruri mengangguk.

"Apa yang dia lakuin sekarang?"

"Saya rasa Sella masih butuh ketenangan."

Ruri mengangguk.

"Kasih dia tempat tinggal yang aku siapin, jangan ada orang yang mengetahui keberadaan Sella dan tolong awasin Sella, kalau ada apa-apa langsung bilang sama aku."

"Baik."

Ruri mematikan ponselnya lalu bergantian mengambil ponsel yang sering ia pakai, Ruri mulai menelepon Leon untuk memastikan apa Leon sudah menemukan Sella.

"Kenapa sayang?"

"Gimana? Sepupu kamu ketemu?"

Ruri mendengar suara desahan Leon dari seberang.

"Belum sayang, aku udah cari berbagai cara tapi Sella tetap nggak ketemu. Aku juga kangen sama kamu." Ucap Leon membuat Ruri tersenyum.

"Stop dulu manjanya, sepupu kamu belum ketemu aku takut dia kenapa-kenapa, apa lagi dia masih sekolah."

"Bentar lagi aku pulang, aku udah serahin in sama bawahan aku buat cari Sella. Aku yakin Sella baik-baik aja."

Ruri mengerutkan dahinya.

"Kamu mau apa? Sekalian aku bawain, kamu laper kan?" Tanya Leon.

"Enggak usah, aku udah makan tadi. Aku cuma pengen ketemu kamu aja." Ucap Ruri tersenyum, meskipun begitu Ruri memang merindukan Leon walaupun Leon masih gila.

"Aku mau peluk seharian kangen sama kamu."

"Masih bisa-bisanya manja pas waktu genting begini. Sepupu kamu hilang gak tau kemana tapi kamu malah minta peluk. Aneh kamu." Kekeh Ruri membuat Leon ikut terkekeh.

"Ya gapapa, lagian aku juga udah suruh orang buat cari Sella dan aku yakin Sella baik-baik aja. Dia cuma butuh waktu aja, aku pulang ya sayang. Aku pengen cium kamu."

"Dasar mesum." Kekeh Ruri lalu mematikan sambungannya.

Ruri merubah ekspresinya menjadi diam lalu tersenyum, mereka belum menemukan keberadaan Sella. Apa ada dengan mereka, padahal mereka selalu cepat tapi kenapa mereka sudah tumpul.

Ruri kemudian menaruh ponselnya dikasur dan menyimpan ponsel hitam didalam laci lalu ditumpuk dengan buku-buku, Ruri keluar menuju dapur untuk membuatkan sesuatu pada Leon yang terlihat lelah mencari keberadaan Sella.

Ruri membuka kulkas besar itu dan mengambil buah-buahan yang ada disitu, membuatkan Leon salad itu sudah cukup. Lagi pula Ruri sudah lama tidak membuat salad, Ruri jadi merindukan rasa saladnya.

"Aku buatkan salad, pasti kamu suka." Ucap Ruri tersenyum sambil mengupas apel.

Ruri mulai membuat salad dengan keahliannya yang terpendam selama 10 tahun ini, ia akan membuat salad seenak mungkin agar Leon semakin menyukaimya. Ruri ingin Leon semakin mencintainya dengan begitu Leon akan menuruti semua keingannya.

LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang