bagian 43.

1.7K 170 39
                                    

10 Tahun Kemudian...



Leon yang sudah dewasa berumur 28 tahun kini ia sudah resmi menggantikan posisi Papanya sebagai pemegang semua perusahaan yang tak lain adalah CEO, didalam ruangannya yang mimalis namun tampak elegan Leon duduk dikurai kebesarannya dan memakai Jas yang sangat rapi, wajah tegasnya semakin terlihat namun sikap dingin Leon lebih dingin dari yang dulu setelah cahaya kehidupannya pergi.

Sudah 10 tahun Leon tidak tau dimana keberadaan Ruri, segala cara Leon lakukan untuk mencari keberadaan Ruri namun Leon tidak pernah menemukan Ruri. Selama 10 tahun sikap Leon menjadi temperamen dan lebih kejam. Jangan ditanya Leon merindukan Ruri apa tidak, sudah pasti Leon sangat-sangat merindukan Ruri bahkan foto Ruri dipajang dimeja kerjanya.

Tok tok tok!

Pintu terbuka masuklah seorang wanita yang memiliki posisi manager dengan pakaian yang sopan berdiri didepan Leon yang sedang fokus mengecek dokumen, wanita itu meletakkan sebuah map diatas meja Leon.

"Pak, ini proposal produk baru yang Bapak minta." Ucap wanita itu lembut.

Leon yang hanya diam meletakan dokumen yang ada ditangannya lalu mulai mengambil proposal itu dan mengeceknya, setelah mengeceknya Leon melihat wanita itu dengan datar membuat wanita itu keringat dingin.

"Ini proposal atau sampah?" Tanya Leon melempar map itu hingga jatuh ke lantai tepat didepan wanita itu membuat wanita itu langsung mengambil map itu.

"Maaf Pak, saya akan perbaiki lagi." Ucap wanita itu lalu pergi dari ruangan Leon sebelum diamuk Leon.

Leon memijat pelipisnya merasakan kepalanya sangat pusing, Leon membuka laci disamping meja dan mengambil botol yang berisi obat penenang dan Leon meminum obat itu sekaligus tiga pil. Setelah merasakan sedikit tenang Leon menatap foto Ruri yang terpajang dimejanya lalu mengusap wajah Ruri yang ada didalam foto.

"Kamu dimana?" Tanya Leon dengan suara lirihnya.

Derrttt!!!

Ponsel Leon bergetar membuat Leon mengalihkan pandangannya dari foto Ruri untuk melihat siapa yang meneleponnya, ada nama Mamanya yang sedang menghubunginya dan Leon langsung mengangkatnya.

"Halo."

"Mama minta kamu pulang nanti malam ke rumah, udah lama Mama gak lihat kamu dan kamu sibuk dengan pekerjaanmu." Ucap Nara dari seberang membuat Leon memijat pangkal hidungnya kenapa Nara selalu marah-marah.

"Leon nanti malam ada pertemuan Ma, jadi gak bisa."

"Mama gak mau tau! Pokoknya kamu harus pulang nanti malam." Nara langsung memutuskan panggilan secara sepihak membuat Leon mendesah.

Leon mengusap wajahnya kasar lalu kembali memegang ponselnya, kali ini ia akan menghubungi asistennya.

"Ya Pak?"

"Tolong gantikan saya nanti malam, saya ada perlu."

"Baik Pak."

"Nanti jika ada yang ingin bertemu dengan saya, katakan saja saya sedang pergi."

"Bapak mau kemana?"

Leon mematikan sambungannya tanpa menggubris pertanyaan itu lalu berdiri dan merapikan Jaznya keluar dari kantor ini, saat diparkiran Leon terdiam sejenak memikirkan kemana ia harus pergi. Pikirannya hanya tertuju pada pantai tempat dimana kenangannya bersama Ruri melekat dalam pikirannya.

Setelah tiba ditempat yang diinginkannya yaitu pantai, Leon diam duduk diatas pasir putih sambil memandangi lautan kosong dengan sejuknya angin yang menghantamnya. Tempat ini yang selalu didatangi Leon karena disini adalah kenangannya bersama Ruri.

LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang