Bagian 41.

2.4K 198 33
                                    

Leon turun dari motornya karena dia sudah sampai dirumah Ruri, melihat pintu yang terbuka Leon mengerutkan dahinya tajam langsung memasuki rumah itu namun Leon tidak menemukan Ruri sama sekali. Hanya ada tas Ruri dan ponsel Ruri.

"Ruri!" Teriak Leon sambil mencari Ruri dikamar dan didapur tapi Ruri tidak ada dimanapun.

Leon keluar dari rumah Ruri dengan panik melihat ke segala arah mungkinkah Ruri pergi keluar sebentar, namun nihil. Leon melihat ada Ibu-ibu berjalan dan Leon langsung menghentikan Ibu itu.

"Bu, permisi."

"Iya Nak kenapa?"

"Ibu tau Ruri dimana ya Bu? Soalnya rumahnya udah ke buka tapi gak ada orangnya." Tanya Leon dengan sopan.

Ibu itu menggeleng. "Ibu gak tau Nak, Ibu gak lihat Nak Ruri sama sekali beberapa minggu ini."

"Ya udah makasih ya Bu." Ucap Leon.

"Iya Nak, Ibu pergi dulu ya." Pamit Ibu itu dan Leon mengangguk.

Leon mengusap mulutnya dengan kasar kemana Ruri pergi, padahal Reza sudah mengatakan kalau Ruri ada dirumah ini tapi kenapa hanya ada tas dan ponsel Ruri saja, Leon kembali masuk kedalam rumah Ruri dan mengambil ponsel Ruri yang tergeletak di meja. Leon langsung menelepon Reza setelah sudah melihat nomor Reza diponsel Ruri.

"Siapa ini?" Tanya suara Reza dari seberang.

"Ruri gak ada dirumahnya." Ucap Leon.

"Oh pacarnya Ruri, ada kok aku suruh orang buat awasin Ruri."

Leon mendengar itu melihat sekitar apakah ada orang yang mengawasi Ruri dan benar saja dari jarak lumayan jauh Leon melihat ada sebuah tangan yang terlihat tergeletak dibalik tembok rumah sebelah, Leon langsung menghampiri tangan itu ternyata seorang Pria yang memakai Jazz tengah pingsan dengan darah yang mengalir dari kepala.

"Ketemu nggak Ruri?"

"Orang suruhan anda gak becus jaga Ruri, kalau terjadi apa-apa sama Ruri anda yang akan saya bunuh!" Ucap Leon dengan mengeraskan rahangnya menahan emosi tau kalau Ruri sedang diculik.

"Bangsat!!" Umpat Leon mengusap mulutnya dengan kasar.

Leon mulai mencari nomor orang yang bisa mencari Ruri dengan cepat dan segera Leon menghubungi orang itu.

"Cari tau siapa yang culik Ruri sampai dapat." Ucap Leon langsung mematikan sambungannya dan menaiki motornya lalu pergi dari rumah Ruri.

Disisi lain Reza yang mendengar kalau Ruri tidak ada dirumahnya, Reza langsung menelepon seseorang untuk mencari keberadaan Ruri. Reza mengumpat kenapa orang yang ia suruh mengawasi Ruri bisa pingsan, Reza mengusap wajahnya kasar setelahnya selesai menyuruh seseorang mencari Ruri secepat mungkin.

"Om tenang, saya gak akan biarin Ruri celaka Om." Ucap Reza mengepalkan tangannya kuat.







***






Ruri perlahan mulai membuka matanya kepalanya terasa sangat pusing, dengan pandangan yang buram Ruri mencoba mengembalikan pengelihatannya hingga semua terlihat jelas dimata Ruri. Ruri melebarkan matanya dan menangis melihat dirinya ada disebuah ruangan kotor dan suram, apa lagi tubuhnya terikat di kursi dengan kuat.

"Tolong!!" Teriak Ruri menangis mencoba melepaskan diri, namun tak bisa.

"Tolong!!" Ruri sangat ketakutan dengan semua ini, siapa yang menculiknya.

"Leon tolong!!" Tangis Ruri menangis mencoba melepaskan dirinya dari ikatan ini.

Ceklek!

Ruri terdiam melihat kearah pintu yang tiba-tiba terbuka, Ruri melihat orang yang masuk adalah orang yang menculiknya tadi. Ruri menangis takut melihat orang itu, Ruri tidak tau siapa orang ini dan kenapa menculiknya.

LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang