bagian 28.

4.9K 340 65
                                    

Ruri berdiri menunduk didepan Leon dengan ketakutan sepanjang jalan saat Leon mengantarkan pulang dari rumah Leon, kejadian hari ini membuat Ruri syok tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Ruri mundur secara refleks saat tangan Leon terangkat kearah nya membuat tangan Leon hanya menyentuh udara, Ruri meremas tangannya merasakan jantungnya benar-benar akan copot.

"Kenapa kamu ngehindar?" Tanya Leon menarik Ruri mendekat dengan mencengkram kedua lengan Ruri dan Ruri mulai gemetar takut.

"Aku gak sengaja." Ucap Ruri tidak berani melihat mata Leon.

Leon melihat Ruri yang ketakutan diam, lalu tangannya mengusap kepala Ruri dan Ruri hanya bisa diam. Dia takut jika ia melawan Leon akan melakukan hal gila seperti tadi waktu dirumah Leon, Ruri tidak mau itu terjadi lagi apa lagi ini di pemukimannya. Lalu Leon memeluk Ruri erat dan mengusap kepala Ruri untuk menenangkan Ruri, Leon tau kalau Ruri masih ketakutan.

"Jangan takut sama aku, aku gak akan sakiti kamu kalau kamu gak cari masalah sama aku. Lakuin seperti biasanya aja, jangan takut sama aku Ruri." Ucap Leon lembut membuat Ruri bingung dengan sikap Leon ini, Ruri mendorong Leon dan menatap Leon tak percaya.

"Kamu suruh aku gak takut sama kamu setelah aku tau semua kelakuan kamu yang gak senonoh pasang cctv dirumah aku bahkan dikamar mandi, sakit ya kamu?!" Ucap Ruri dengan perasaan marah, namun Leon diam.

"Aku ambil semua kamera yang kamu pasang dirumah aku biar kamu gak seenaknya lancang lihat privasi aku, sinting kamu Leon." Ucap Ruri lalu meninggal Leon dengan kemarahan.

"Ruri."

Suara berat Leon membuat langkah Ruri berhenti namun tidak memutar tubuh menghadap Leon, Ruri meremas roknya jantungnya terus berdetak kencang jika ancaman lagi yang dikeluarkan dari mulut Leon.

"Kamu boleh cabutin semua cctv yang aku pasang, tapi kamu gak akan pernah lepas dari aku sampai kapanpun."

Ruri mendengar itu ucapan monohok itu menangis lalu terus berjalan hingga dirinya masuk kedalam rumah dan mengunci pintu, Ruri bersandar pada pintu mencengkram dadanya lalu menangis dan tubuhnya merosot terduduk dilantai. Ruri memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya diatar lututnya sambil menangis meratapi kehidupannya, Ruri kira Leon akan bisa membahagiakannya namun Leon justru membuat Ruri ketakutan.

"Ayah Ibu, kenapa kalian pergi gak ajak Ruri? Ruri disini sial terus gak ada yang sayang sama Ruri, Paman sama Bibi cuma sayang warisan rumah ini, mereka juga pengen cepet Ruri serahin sertifikat rumah ini. Ruri gak bisa kasih sertifikat rumah mereka langsung rayu Ruri buat bisa dapetin sertifikat itu, Hana juga nyebelin banget suka cari gara-gara sama aku terus, Leon sayang sama Ruri tapi Leon orangnya gak waras ternyata, Sari juga sibuk pacaran terus sama pacar barunya selalu Ruri minta buat nobar selalu gak bisa alasannya buat jalan sama pacarnya." Tangis Ruri dan mengutarakan kekesalannya dihari ini.

Kenapa hidupnya berat sekali diumurnya yang masih muda, Ruri merasa iri dengan anak muda lainnya yang bisa bahagia bersama keluarganya tanpa beban pikiran kehidupan. Kalau pun Ruri punya kekuatan kembali ke masa lalu mungkin Ruri bisa menghentikan orang tuanya pergi dan sampai sekarang masih hidup, nyatanya itu mustahil karena cuma ada didunia dongeng.

"Ayah Ibu jemput aku, Ruri gak mau disini sendirian disini orang jahat-jahat gak ada yang baik sama Ruri. Kalau Ayah Ibu jemput Ruri, Ruri bakal kasih tau kalau anak Ayah Ibu yang cantik itu suka diciumin, dicupang, dimesumin sama Leon, Leon juga ngintip Ruri mandi berarti Leon lihat Ruri telanjang, Leon juga ancem Ruri mau diperkosa kalau Ruri minta putus. Ayah sama Ibu gentayangin Leon aja sekarang sampai dia stres, tapi kan dia udah stres." Racau Ruri menangis namun perkataan bodohnya membuat Ruri sadar akan kebodohannya.

"Ihhh kok aku malah curhat sih, gak jelas banget anjing!!" Kesal Ruri menangis keras.

Semua omongan yang keluar dari mulut Ruri itu didengar dari luar oleh Leon yang berdiri didepan pintu, Leon tersenyum tipis mendengar curhatan Ruri yang menggemaskan itu membuat Leon ingin sekali memeluk Ruri erat sampai hancur sangking gemasnya. Leon menggelengkan kepalanya lalu pergi meninggalkan Ruri, Leon akan membiarkan Ruri untuk tenang kali ini.

LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang