bagian 37.

2.9K 240 158
                                    

Ruri menangis sesegukan sambil memandang luar jendela mobil setelah habis dari rumah Paman sama Bibinya, mereka benar-benar tidak mau mengatakan siapa orang yang membeli rumahnya. Yang Ruri dapatkan hanya umpatan mereka padanya, sebenarnya siapa yang membeli rumahnya.

Leon yang melihat Ruri menangis hanya bisa diam dengan tangan yang mencengkram setir mobil dengan kuat tidak tega melihat Ruri terus-menerus menangis seperti ini. Ini membuat Leon ingat dengan pesan yang dikirim untuknya semalam, ini membuat Leon sangat sulit memilih pilihannya.

Derrrtt!! Derrrttt!!

Leon melihat ponselnya bergetar Nara meneleponnya, Leon langsung mengangkat panggilan dari Nara.

"Halo Ma, kenapa?"

"..."

Leon yang mendengar perkataan Nara diam sesaat lalu melihat Ruri yang masih menangis pelan.

"Iya Ma, Leon sama Ruri pulang sekarang." Ucap Leon langsung mematikan sambungannya.

"Kok pulang? Kita kan mau ke pantai?" Tanya Ruri dengan sesegukan.

"Mama suruh kita cepet pulang, ada urusan mendesak." Ucap Leon menatap lurus ke depan.

"Kenapa?" Tanya Ruri.

Leon mengusap kepala Ruri lembut. "Nanti juga kamu tau."

Ruri diam mendengar itu, Ruri tidak tau kenapa Nara menyuruh cepat pulang, sebenarnya apa yang terjadi. Sebenarnya Ruri hanya ingin ketenangan, tapi Nara menyuruh cepat pulang entah kenapa.

"Besok aja kita ke pantai pulang sekolah ya." Ucap Leon mengusap air mata Ruri dan Ruri hanya mengangguk pasrah.

Beberapa saat mereka sampai dirumah Leon dan Leon menggandeng tangan Ruri untuk masuk ke dalam dengan Ruri yang sudah berhenti menangis, tapi wajah Ruri sembab karena kebanyakan menangis.

"Leon sama Ruri pulang Ma." Ucap Leon membuat Nara yang duduk disofa dengan sepasang suami istri ini berdiri.

"Kalian akhirnya datang juga." Ucap Nara.

"Ruri ini ada yang mau ketemu sama kamu." Ucap Nara pada Ruri membuat Ruri menatap Nara lalu melihat sepasang suami istri itu yang berpakaian elegan tersenyum kepadanya.

"Siapa Tan?" Tanya Ruri tidak tau siapa mereka.

"Kamu Ruri Griselda, putrinya Gunawan sama Herlina?" Tanya Wanita setengah baya itu.

"Iya, aku anaknya. Om sama Tante siapa ya? Teman Ayah sama Ibu?" Tanya Ruri benar-benar tidak mengenal mereka.

"Saya Zidan Om kamu, Adik dari Ayah kamu dan ini Astrid istri Om." Ucap pria setengah baya itu membuat Ruri diam tidak mengerti.

"Apa? Bukannya Ayah cuma anak tunggal ya?" Kaget Ruri kenapa ada lagi masalah yang datang dan apa ini semua, kenapa orang ini mengatakan kalau dia adalah Adik dari Ayahnya. Ini sangat membuat Ruri bingung dan kaget.

"Kamu dengerin dulu penjelasan mereka, kamu duduk dengerin penjelasan mereka dengan baik." Ucap Nara tersenyum mengusap kepala Ruri.

Ruri yang merasa bingung melihat Leon yang juga melihatnya lalu mengangguk dan Ruri duduk bersama mereka, Ruri masih tidak mengerti dengan semua ini.

"Om tau kamu pasti kaget sama ini semua, itu kenyataannya kalau saya Adik Ayahmu..."

"Ini gak mungkin." Ruri yang masih bingung melihat mereka kenapa mereka tidak pernah bertemu dengannya sejak kecil. "Kalau Om Adiknya Ayah kenapa aku gak pernah lihat Om sama sekali dan kenapa Ayah sama Ibu bilang kalau Ayah anak tunggal?"

"Karena mereka yang memutuskan untuk menyembunyikan tentang ini agar keluarga dari Ibu kamu tidak serakah dan berniat jahat sama kalian, Om sama Tante juga gak tinggal disini tapi di Amerika. Kita ketemu kamu karna kamu udah waktunya tau kebenarannya. Mereka sepakat agar indentitas Ayah kamu disembunyiin dan pakai identitas palsu biar mengecoh mereka." Ucap Astrid.

LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang