bagian 30.

5.1K 293 100
                                    

Ruri memeluk erat pinggang Leon dan memejamkan matanya kuat saat Leon menyetir motornya dengan kencang membelah jalan-jalan, Ruri berdoa dalam hati agar nyawanya bisa selamat karena Leon mengendarai motornya kencang sekali. Ruri tidak ingin mati secepat ini, dia belum meraih cita-citanya jadi orang kaya nomer 1 didunia.

Citt!!!

Ruri mendesah lega karena Leon berhenti saat lampu merah.

Plak!!

"Kamu mau mati cepet ya?!" Sentak Ruri setelah memukul helm Leon dari belakang membuat Leon menoleh menatap kebelakang.

"Kita gak akan mati, kamu tenang aja." Ucap Leon.

"Gila kamu ya, kalau nyetir itu pelan-pelan goblok!" Omel Ruri kembali memukul helm Leon.

"Iya aku pelan-pelan." Ucap Leon akan lebih lembut mengendarai motornya.

Selang beberapa detik akhirnya lampu merah berubah hijau dan Leon melaju dengan kecepatan sedang sesuai permintaan Ruri, sedangkan Ruri mendesah lega karena Leon tidak mengendarai motornya secepat tadi. Kali ini Ruri tidak memeluk Leon erat-erat karena Leon tidak ngebut, Ruri hanya memegang jaket Leon saja.

Brumm!!

"Anjing goblok!!" Sentak Ruri yang hampir terjungkal kebelakang saat Leon tiba-tiba menarik gasnya mendadak membuat Ruri reflek memeluk Leon lagi, jantung Ruri berdetak kencang dengan apa yang dilakukan Leon baru saja yang hampir membuatnya jatuh.

"Kamu apa-apaan sih!! Kalau aku jatuh gimana?! Gila ya kamu!!"

"Makanya peluk aku kalau aku gonceng."

"Leon kamu..." Ruri mengeratkan giginya kesal tidak tau lagi haru bilang apa pada Leon ini, semakin hari Leon semakin gila saja.

Selang perjalan yang menyebalkan akhirnya mereka sampai di sekolah dan Ruri segera turun dari motor dan melepaskan helmnya, Ruri menyimbak rambutnya yang berantakan dengan kesal akibat Leon tadi yang selalu membuat jantung naik turun.

"Aku gak mau lagi ya di gonceng sama kamu ngebut-ngebut kaya tadi, kamu kira itu lucu?! Gak bangsat, kalau cela—hmmmttt!!" Bibir Ruri terbungkam karena Leon tiba-tiba menarik tengkuknya dan membungkam bibir Ruri dengan tangannya, Ruri melihat Leon dengan mendelik sambil memegang tangan Leon yang membungkam bibirnya.

Leon melihat Ruri datar. "Aku gak akan biarin kamu mati, jadi jangan takut." Ucap Leon memberikan kecuman namun tidak melepaskan bekapannya pada mulut Ruri dan Leon hanya mengecup punggung tangannya, tapi itu membuat Ruri mendelik kaget.

Ruri mengedipkan matanya beberapa kali lalu melepaskan tangan Leon yang membekapnya itu, Ruri mengusap bibirnya yang comot dengan air liurnya akibat Leon yang tiba-tiba membungkam mulutnya dan Ruri meraih tangan Leon yang membungkamnya tadi langsung Ruri lap telapak tangan Leon yang basah terkena air liurnya dengan jas sekolahnya.

"Gak usah anterin aku ke kelas!" Sentak Ruri kesal lalu melenggang pergi meninggalkan Leon, Leon tersenyum tipis melihat Ruri.

Ruri berhenti dikoridor kelas 11 dekat dengan kelasnya dan bersandar pada dinding sambil memegang dadanya karena jantungnya berdetak keras karena Leon tadi. Ruri mengerutkan dahinya tidak mengerti lagi dengan hubungannya dengan Leon, semalam ia bertengkar sama Leon tapi sekarang saling adu jantung.

"Mungkin aku gila beneran kali ya." Heran Ruri kembali berjalan menuju kelasnya sambil berpikir.

Byur!!

Ruri membuka mulutnya kaget dan terdiam kaku ketika seseorang tiba-tiba menyiramnya dari atas kepala dengan air hingga sekujur seragamnya basah semua, Ruri mengusap wajahnya yang basah dan menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya. Ruri tidak tau ini air apa yang jelas baunya seperti air bekas ngepel, Ruri berbalik melihat siapa pelakunya dan Ruri melihat siswi yang memegang ember melihatnya dengan tatapan remeh.

LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang