🧷🧷🧷🧷🧷
1 Minggu berlalu, kini semua sedang bersiap untuk kepulangan jaemin yang sudah dinyatakan sembuh oleh dokter, namun yang terjadi sekarang mereka tidak menunjukkan wajah senang melainkan wajah takut, sedih, dan bingung yang ada pada saat ini
"Kalian kenapa si? harusnya seneng ga si liat anaknya pulang?"
Ucap jaemin pada kedua orang tuanya yaitu jaehyun dan taeyong"Bubu seneng kok, tapi bubu emang cape aja bubu seneng sayang"
jawabnya tersenyum, mendengar itu jaemin ikut tersenyum dan mengangguk"Nanti jaemin ketemu haechan"
Terhenti oleh ucapan jaemin, ruangan menjadi sunyi, mereka saling melirik satu sama lain taeyong, jaehyun"Haha iya nanti kamu ketemu haechan ya sayang"
"Iya bu, nanti pulangnya ke toko bunga dulu, jaemin mau beliin bunga buat haechan, nanti mau ngajak haechan ke taman favoritnya, taman yang bubu juga suka"
Entah apa mendengarnya hati Taeyong menjadi hancur, bahkan untuk mengucapkan satu kata saja ia tidak sanggup, yang ia berikan hanya senyuman saat ini jaehyun? begitupun dengannya dia saja tidak tau harus menjawab apa untuk saat ini.
Pintu ruangan terbuka, dan terlihat seseorang pria yang masuk"Pagi jaemin"
"Pagi pak.. loh bapak ga pulang kepuncak lagi?"
"Tadinya saya mau pulang, tapi saya denger kamu sudah akan pulang jadi mungkin saya akan lebih lama lagi disini"
"Segitu perdulinya bapak ke saya, bahkan bapak bukan ayah saya hahah"
"Saya juga ga tau jaemin"
Entah lah antara senang dan sedih mendengar perkataan itu"Mungkin aku akan menelfon Johnny diluar"
ucap jaehyun, namun saat akan keluar dari kamar itu Taeyong membuatnya terhenti"Ten bilang, dia akan kesini sebentar lagi, tunggu saja"
"Ohh baiklah"
sekarang mereka akan keluar dari ruangan tersebut, namun tiba-tiba tangan ten yang menarik Jhonny
"Kau yakin dengan ini?, bahkan dia baru saja sembuh"
"Untuk berlama-lama menyembunyikan ini?, aku sendiri ga bisa ten maaf"
"Maksud ku biar kan dia beristirahat selama beberapa hari"
"Sudah ten, yakin dengan ku, ini keputusan kita dari awal bukan?"
"Tapi-"
belum sempat ten melanjutkan perkataannya seseorang membuat ten harus berhenti berbicara"Ayo pulang mae, ayah"
"Ehh jaem, iya ayo semua udah dibawa?"
"Udah di bawa tadi udah di masukin kan kemobil?"
"Hahaha iya mae lupa, yauda ayo jaem"
jaemin hanya tersenyum dan tak sabar akan bertemu haechan.
Sepanjang perjalanan senyum jaemin benar-benar lebar, betapa bahagianya hari ini untuknya, namun tidak dengan mereka, kanapa?"Kita beli bunga dulu kan yah"
"Iya jaem, kita beli bunga lalu kita menemui haechan"
mendengarnya semakin membuat jaemin tersenyum, tak sabar akan menemui seseorang yang ia cintai itu, saat ditoko bunga ia memilih bunga-bunga cantik yang untuk haechan, lalu ia teringat akan bunga yang haechan kagumi setiap datang ketaman favoritnya
"Bunga nya warna kuning, bentar"
Sampai ia menemukan bunga yang cocok untuk diberikan