🧷🧷🧷🧷🧷
"apa kau baik-baik saja disana?, kau sudah bahagia kan?, aku sudah jarang menemui mu, terakhir kali aku kesini saat anak mu berusia 4 thn yang lalu, itu sudah lama sekali, aku meminta maaf padamu, namun... aku sudah mewujudkan permintaan mu, awalnya aku berfikir permintaan mu begitu konyol, dan tidak mungkin, karna mereka bersaudara, tapi aku tidak pernah tenang, jadi, bukan kah kau sudah senang sekarang?, aku harap begitu"
ten tersenyum dan mulai menyebarkan bunga mawar dimakam wanita itu dan juga sesekali mengelus nisan wanita itu
"aku tidak tau sampai sekarang dimana suami, dan aku sudah tidak perduli kepada lelaki bajingan itu, aku sangat membencinya, terakhir kali aku melihatnya saat ia membawa pergi anak mu dengan pelakor itu dan meletakan anak mu dipanti asuhan begitu saja?, bukan kah lelaki itu pantas mendapatkan karma nya saat ini?, ck.., dimana dia sekarang?, ku harap dia juga sudah menusulmu kak"
tak lama Johhny menghampiri ten, dan duduk disampingnya
"apa kabar kak?, aku sudah lama tidak mengunjungimu, aku baru ada waktu saat ini, aku sangat sibuk sampai tidak bisa mengunjungimu setiap hari"
"benar, sedangkan aku, aku tidak bisa mengajak anak ku untuk menemaniku kesini, karna aku tidak ingin siapapun tau, selain aku, Johhny, dan juga orang tua angkat anak mu"
Johhny mengangguk sambil tersenyum tipis, ten kembali menyebarkan bunga mawar, begitu juga dengan Johhny.
...
"BANGUN!!! WEH BANGUN!!, JAEMIN!!!!"
"apa anjir, brisik"
"BANGUN UDAH PAGI, GW ADA KELAS PAGI INI CEPETAN AH"
"brisik anjir lo kan bisa minta chenle buat jemput lo dulu, gw masih ngantuk"
ucapnya sambil menutup wajahnya dengan bantal hingga membuat suaranya tidak jelas, namun masih bisa didengar dengan haechan, haechan hanya terdiam, tak lama ia mengambil jaketnya dan juga hp nya, lalu keluar kamar
BRAK...
haechan membantingkan pintunya begitu keras, hingga membuat bibi yang ada didapur juga kaget, tak lama ia menelfon chenle
chenle
"CHEN!"
"wanjirr santai anjing, masih pagi juga"
"bacot lah, ke rumah gw, jemput gw, cepetan ga pake lama gw ada kelas"
"lah si anjir, ga sama jaemin?"
"udah anjir cepetan lah"
"iya iya, santai anjir, otw nih"
tutup.
muka haechan sangat menggambarkan jelas ia begitu marah, dan bad mood, wayo loh jaemin, jaemin masih tertidur di kasurnya dan begitu lelap.
"bangsat lah, apaan baikan, pagi pagi udah bikin gw marah marah, tai, sialan sama jaemin"
terlihat dari jauh, chenle yang membawa motor pelan, haechan sudah menunggunya di depan gerbang