Ashilla tidak berhenti tertawa melihat wajah Gus Ikmal yang masih saja merengut kesal sejak Ashilla membuka pintu kamarnya karena Aila menangis dengan kencang. Anak itu mengganggu kemesraannya dengan sang istri hanya ingin memamerkan pakaian baru pembelian Ashilla. Astaga, yang benar saja! Hanya begitu, kenapa pakai drama menangis kencang segala sih?
Matanya memicing tajam kepada Aila yang tengah mengenakan pakaian baru seraya berputar-putar di hadapan mereka berdua, sedangkan Ashilla duduk di atas ranjang bersamanya dengan membawa satu plastik besar berisi mainan-mainan milik putrinya.
Dasar anak kecil menyebalkan!
Apa putrinya itu tidak tahu, jika ia dan istrinya itu tengah bermesraan melepas rindu yang selama ini tertahan?
Kekesalannya semakin bertambah saat putrinya ikut duduk di atas ranjang dan menumpahkan semua mainannya di atas kasur. Gus Ikmal mendengkus kasar seraya meraih sebuah buku untuk menghilangkan kekesalannya saat ini.
"Ini Umi, yang kelinci ini Uminya. Yang beruang Babanya, dan yang barbie ini anaknya." Aila begitu antusias ia menata ketiga boneka itu dalam posisi berbaring sejajar.
Ashilla langsung mengambil salah satu dari tiga boneka itu, hendak memulai permainannya dengan Aila, namun mendadak kesal mendengar suara suaminya yang menggerutu.
"Nggak masuk akal. Masa uminya kelinci, Babanya beruang, anaknya boneka barbie."
Ashilla mencubit pinggang suaminya, hingga sang empunya meringis. "Ya Allah Mas, kamu tuh. Biarin aja sih, namanya juga anak kecil." Ucapnya kesal.
Gus Ikmal mengerucut sebal. "Ya masa begitu, aneh lho Shill."
Gus Ikmal berdecak pelan saat mendapatkan satu cubitan lagi di pinggangnya. Ia memperhatikan Aila dengan sebal, anak itu tengah bermain boneka di atas ranjang bersamanya dan juga Ashilla. Ralat, hanya Ashilla dan Aila yang bermain dirinya malah tidak berhenti berkomentar dengan suara kecil yang hanya bisa di dengar Ashilla, karena mereka duduk berdampingan, sedangkan Aila duduk di hadapan mereka dengan mainan-mainannya.
“Sakit sayang iih,” bisik Gus Zidan.
Blush.
Wajahnya memerah saat Gus Ikmal memanggilnya ‘sayang’ untuk pertama kalinya. “Apa sih Mas, jangan ganggu deh. Shilla sedang main dengan Aila,”
Gus Ikmal mengulum senyum melihat wajah Ashilla yang memerah, istrinya itu juga tengah salah tingkah sekarang.
Ia sengaja mencolek-colek pipi sang istri yang tidak menggunakan cadar, sengaja menggoda istrinya. Ashilla menepis jemarinya berkali-kali, dan berkali-kali juga Gus Ikmal kembali mengulangi.
Ashilla tidak lagi menghiraukannya, ia sedang bermain dengan putrinya. "Jadi Umi, boneka barbie ini sama Umi dan Babanya sedang minum teh."
"Waah, ada kuenya juga ndak sayang?"
"Ada dong Umi!!" Aila mengambil beberapa mainannya yang berbentuk kue kecil-kecil.
Gus Ikmal kembali sebal karena lagi-lagi istrinya tidak menghiraukannya. "Sayang." Gus Ikmal sengaja berbisik di telinga Ashill, ia senang melihat pipi Ashilla yang kembali terlihat merona.
"Bisa diam ndak sih Mas?" desisnya, demi apa pun ia sudah sangat malu dan suaminya ini malah terang-terangan menggodanya.
"Sayang."
Ashilla memutar bola matanya, ia menjadi sebal karena Gus Ikmal terus menggodanya. “Sayaaaang,” Gus Ikmal mah merengek sekarang, dengan kepala yang bersandar di bahunya, dan tangan yang sedang memainkan jemari lentik miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashilla [TERBIT] ✓
General Fiction"Saya menikahi kamu bukan karena cinta. Tapi, karena Aila membutuhkan seorang ibu, dan ia ingin kamu yang menjadi ibunya!" Ashilla Nadiatul Shafa, harus menelan pil pahit di malam pernikahannya. Malam pernikahan yang seharusnya menjadi malam yang pe...