DUA PULUH SEMBILAN

21.5K 928 22
                                    

Ashilla benar-benar sangat khawatir, ia yakin ada hal yang tengah di sembunyikan oleh abahnya. Ia kembali menghubungi abahnya, namun ponselnya tidak aktif. Akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Mbak Ayana, kakak iparnya.

Ashilla

Assalamualaikum Mbak

Mbak Ayana

Waalaikumussalam dek. Ada apa dek? Tumben ndak minta video call dengan Irham.

Ashilla

Hehe. Ndak dulu.
Mbak, Shilla mau tanya sesuatu. Shilla telepon saja ya Mbak?

Mbak Ayana

Oke.

Ashilla segera menekan ikon bergambar telepon, menunggu beberapa saat sampai sang kakak ipar menjawabnya.

"Kenapa dek?"

"Mbak, di rumah ada kejadian apa memangnya?"

"Hah? Kejadian? Ooh! Iya tadi ada Gus Ikmal ke rumah, Mas Zidan menghajarnya."

Kedua mata Ashilla membulat. "Apa Mbak? Mas Zidan memukul Gus Ikmal?"

"Iya dek, cukup keras sampai membuat memar di wajah, dan sudut bibirnya berdarah."

Ashilla benar-benar terkejut. Ya Allah, bagaimana keadaan Gus Ikmal sekarang? Astagfirullah, Mas Zidan.

"Dek, maaf ya sebelumnya apa sampeyan belum mau pulang? Apa ndak kasihan dengan Aila? Kami semua sampai membohonginya, mengatakan jika sampeyan sedang pergi liburan."

"Shilla belum mau pulang Mbak. Maaf ya Shilla tutup dulu teleponnya, Assalamualaikum ..."

"Waalaikumsallam .... "

Begitu pamggilan mereka terputus, Ashilla kembali menangis. "Maafkan Umi ya Aila sayang. Maaf Umi belum bisa pulang, Aila dan Baba harus bersabar sebentar lagi ya? Umi pasti pulang."

****

Sudah genap satu bulan lamanya Gus Ikmal di tinggalkan oleh Ashilla, ia benar-benar berusaha keras untuk bangkit, sedangkan Aila memilih tinggal di rumah mertuanya, karena jika di rumah anak itu akan semakin merasa kesepian, setidaknya tinggal di kediaman Abah Yai Muzaki putrinya itu tidak akan kesepian karena banyak orang yang menghibur, dan juga ada Gus Irham kecil teman bermainnya meski Aila terkadang kesal karena tidak bisa mengerti bahasa bayi yang di lontarkan oleh Gus Irham, setidaknya rasa sepinya sedikit terobati.

Kabar tentang Ashilla pun, tidak pernah ia dengar. Entah apakah istrinya itu baik-baik saja atau tidak, yang jelas ia harap Ashilla tetap baik-baik saja.

Gus Ikmal hari ini harus bisa membujuk Aila untuk pulang, ia sungguh merasa sungkan karena keluarga Ashilla yang begitu baik kepada Aila, setelah apa yang di lakukannya. Ia bahkan kehilangan muka hanya untuk sekedar menatap para anggota keluarga Ashilla.

Ia terlalu malu untuk menginjakkan kaki di sana. Mereka masih saja memperlakukannya dengan baik seolah tidak ada yang pernah terjadi di masa lalu.

Ia benar-benar beruntung di kelilingi orang-orang sebaik keluarga Abah Yai Muzaki.

"BABA!!"

"Baba harus tahu, Gus kecil punya mobil-mobilan besar sekali sampai Gus kecil bisa masuk ke dalamnya!"

Kedatangannya langsung di sambut oleh Aila yang berlari ke arahnya, seraya menceritakan perkembangan Gus Irham yang bisa semakin hari semakin pandai bicara, Aila senang sekali karena katanya saat ia mengajak Gus Irham berbicara bayi 11 bulan itu meresponsnya dengan celotehan lucunya.

Ashilla [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang