| happy reading |
| don't forget to give your best support |###
Berkat emosiku yang tidak bisa kukendalikan, pertemuan ekslusifku dengan Park Ji-young berakhir mengecewakan. Iya, bagiku itu pertemuan ekslusif, karena KAPAN LAGI BISA BERTEMU DENGANNYA SECARA NGGAK SENGAJA KAYAK KEMARIN?
Sial. Sial. Sial. Aku bahkan tidak sempat meminta foto atau tanda tangan.
Setelah malam itu, setiap hari aku selalu ke sana, menyempatkan diri di tengah kesibukanku dengan harapan aku bisa bertemu dia lagi. Walau masih belum juga bertemu bahkan setelah dua minggu berlalu. Huft.
Lalu tentang Han Seungri, aku masih belum bicara dengannya. Sudah 2 minggu, rekor bertengkar paling lama sejauh ini. Dia juga tidak berusaha menemuiku walau kami satu jurusan, entah, padahal aku beberapa kali melihatnya.
Dia sengaja atau memang sudah tidak mau berteman denganku?
Pada awalnya aku merasa tidak apa-apa, ada atau tidaknya dia dalam hidupku pasti akan sama saja. Iya, aku sempat menyemangati diri bahwa sosok Han Seungri tidak seberpengaruh itu dalam hidupku. Tapi ternyata ada bedanya. Tak mendengar suaranya selama 14 hari saja kekosongannya lumayan besar. Aku hampa tanpanya.
Did I love him?
Aku yang sudah tidak tahan lagi, sejak kemarin sudah merencanakan akan berdamai dengan laki-laki itu. Seharian tadi aku mengikutinya yang berjalan-jalan sendirian di kampus. Sampai kini, duduk di perpustakaan, aku sengaja memilih spot paling sudut, sementara dia berada di kursi ketiga di depanku.
Pelan-pelan kuturunkan buku yang menutupi wajahku, menatap sekeliling seperti mata-mata, berakhir pada punggung Han Seungri yang masih kelihatan sibuk mengetik sesuatu dalam laptopnya. Pasti skripsi.
Jangan mengeluh atau bingung lagi kenapa dia lebih cepat selesai karena Han Seungri anak yang rajin! Berbeda sekali denganku.
Ting!
Mataku turun secara refleks saat ponselku tiba-tiba berdenting. Ada pesan masuk dan- uhuk uhuk! Itu dari Han Seungri. Mataku melotot ketika membaca pesannya.
Sedang apa membuntutiku seperti sasaeng begitu?
Shit! Jadi aku ketahuan?!!
Sejak kapan?!
Di depanku, dia juga kelihatan menunduk sama sepertiku. Sial. Sekarang niatku menghampirinya meletup entah ke mana. Mungkin lebih baik aku pergi saja dan melupakan bahwa aku pernah mengenal Han Seungri dalam hidupku. Namun saat aku hendak berdiri, ada pesan lain yang lagi-lagi, membuatku ingin menangis saking malunya.
Kau butuh bantuan, ya? Kemarilah, kita belajar bersama lagi.
Sungguh, aku malu padanya yang tetap bersikap sebaik ini padahal aku pernah menamparnya. Saat aku mendongak, saat itu juga aku terpaku karena tatapan kami bertemu. Sejak kapan dia menatap ke arahku, aku bahkan tidak tahu.
Dengan matanya, dia seperti menyuruhku ke sana, aku mau tak mau menurut karena sudah tertangkap basah. Sudahlah, untuk kali ini aku menjual harga diriku dulu.
"Kenapa?"
Aku menggeleng karena tidak tahu harus berkata apa. Tidak ada yang terlintas dalam kepalaku yang tiba-tiba kosong ini.
"Jadi, kenapa kau membuntutiku seharian ini?"
"Kau tahu sejak kapan?"
"Sejak kita tidak sengaja bertemu di depan ruang dosen tadi siang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupcakes | Jisung ✓
Roman d'amourPark Ji-young, tidak pernah aku bayangkan nama itu akan berpengaruh besar pada garis hidupku. Dia yang kukagumi selama 9 tahun, ternyata menjadi mimpi indah sekaligus terburuk untukku. Berkali-kali aku mengingatkan diri bahwa seseorang yang biasa se...