| happy reading |
| don't forget to give your best support |###
"Semalam aku melihatmu seperti orang kebingungan di depan lift. Keadaanmu kacau, kau mabuk cukup parah, jadi aku berniat mengantarmu pulang. Tapi kau terus menyebut nama Han Seungri dan memintaku mengantarmu ke tempatnya. Kau bilang unitnya nomor 702, tapi saat aku mengantarmu ke sana, pemiliknya tidak mengenalmu. Saat aku akan bertanya lagi, kau sudah tak sadarkan diri."
Alasanku bisa bermalam di tempatnya benar-benar memalukan. Sejak Park Ji-young mengatakan itu, aku langsung ingat bahwa aku dan Han Seungri memang lanjut minum bersama di apartemen kemarin. Lalu aku berjalan ke arah pintu saat seseorang menekan bel, tapi saat aku membukanya, tidak ada siapa-siapa di depan. Karena aku di bawah pengaruh alkohol, aku tidak berpikir itu orang iseng, aku justru mencarinya keluar. Tapi aku malah lupa jalan pulang. Lorong dan semua tombol di samping lift terlihat sama. Sampai aku bertemu dengannya dan terbangun dalam keadaan aku menginap di kamarnya.
Satu fakta yang baru aku ketahui dari kejadian ini, Han Seungri dan Park Ji-young memiliki satu unit di gedung apartemen ini. Kebetulan yang membuatku bingung harus senang atau justru takut.
"Tari?"
Dan satu panggilan itu yang lalu menarik atensiku dari lamunan yang sedang kulakukan. Di dalam kamarnya yang minimalis, aku malah memikirkan ulang apa yang terjadi padahal waktu sudah merambat menuju siang.
Saat terdengar ketukan pintu, kakiku praktis berjalan cepat meraih handle, membukanya dengan senyum canggung.
"Maaf lama."
"Sudah selesai?"
Aku mengangguk. Setelah bangun tadi, aku memang meminjam kamarnya untuk menyegarkan diri. Itu pilihan bagus setelah mabuk semalam.
"Aku sudah belikan makanan, ayo sarapan."
Kata-katanya yang ini mengundang perasaan aneh di dadaku. Entah, aku antara ingin menolak tapi kakiku malah berjalan mengekorinya.
"Kapan kau membeli unit ini? Sepertinya baru," tanyaku kemudian. Tadinya hanya untuk basa-basi, tapi setelah melihat hanya ada sedikit furniture, tempat ini sepertinya baru ditinggali.
"Sudah lama. Sekitar tahun 2020."
"Serius?!"
"Iya. Kenapa?" Aku ingin bertanya lagi, tapi rasanya tidak sopan bertanya kenapa tidak banyak peralatan di sini. Serius, di dapur saja hanya ada kompor dan kulkas mini saja. Apa yang ada di sini tidak menggambarkan dia yang seorang selebriti papan atas. Pada akhirnya aku hanya menggeleng.
"Ini milikku, tapi jarang kutinggali. Aku hanya ke sini saat tidak bisa pulang ke rumah. Jadi, memang tidak ada apa-apa," jelasnya tiba-tiba, praktis menarik atensiku hingga kembali menatapnya. "Aku sedang syuting drama, jadwalnya cukup padat karena banyak yang harus direkam. Untuk beberapa waktu ke depan mungkin aku akan sering di sini."
Beberapa hari sebelum wisuda, aku sempat melihat postingan Instagram berisi Park Ji-young sudah menandatangani kontrak untuk drama fantasi romantis, aku tidak melihat lebih jauh seperti drama-drama sebelumnya, banyak yang kulakukan untuk mempersiapkan acara wisuda.
"Apa syutingnya sudah dimulai?"
Kulihat, dia mengangguk. "Baru untuk episode pertama. Makanlah. Maaf aku hanya membeli itu."
Dia bilang hanya, tapi yang tersaji di depanku ada lebih dari satu jenis makanan. Maeuntang sebagai menu utama, sementara makanan pendamping berupa buah stroberi, tomat merah dan wah! Ada chamchijeon juga. Astaga... ini terlalu niat untuk sekadar hanya. Padahal hanya ada aku dan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupcakes | Jisung ✓
RomancePark Ji-young, tidak pernah aku bayangkan nama itu akan berpengaruh besar pada garis hidupku. Dia yang kukagumi selama 9 tahun, ternyata menjadi mimpi indah sekaligus terburuk untukku. Berkali-kali aku mengingatkan diri bahwa seseorang yang biasa se...