| happy reading |
| don't forget to give your best support |###
"Besok ulang tahunmu."Agenda mengobrol sebelum tidur kembali berjalan setelah kami baikan. Malam ini, saat aku sibuk mengaplikasikan krim ke wajahku Han Seungri tiba-tiba mengambil topik itu untuk pembahasan kami. Aku mengangguk saja, namun dari cermin, kulihat Han Seungri mengubah posisi berbaringnya jadi duduk.
Apa pembahasan ini akan panjang?
"Sudah selesai?"
"Belum."
"Cepatlah. Aku mulai mengantuk."
Aku terkikik melihatnya berusaha mengusir rasa kantuk, dia ingin menguap tapi dia menahannya sampai wajahnya terlihat menggemaskan. Aku jadi kasihan dan memutuskan mempercepat kegiatanku. Tak sampai dua menit kemudian, aku selesai. Lekas menghampiri pacarku dan mengecup pipinya sekilas untuk membangunkannya yang nyaris menutup mata.
"Kalau mengantuk tidurlah, kenapa harus menungguku?"
Seperti dugaanku, dia menggeleng. "Ada yang harus aku bicarakan," katanya.
"Hm, apa?" Aku mengajaknya untuk berbaring, untungnya dia tidak menolak, entah mungkin tidak sadar.
"Besok ulang tahunmu," ulangnya.
"Iya, Han Seungri, aku juga ingat."
"Kau ingin apa sebagai hadiah?"
"Terserah kau saja."
"Aku payah dalam menebak. Jadi, apa yang kau inginkan?"
Sejenak, aku berpikir. Butuh waktu lama karena ini seperti kesempatan emas bagiku. "Kalau aku ingin menghabiskan satu hari itu denganmu, memangnya kau bisa mengabulkannya?"
Tak kusangka, dia mengangguk. "Tentu. Besok aku libur."
Ah, aku baru sadar besok sabtu.
***
Begitu aku membuka mata, yang kusadari pertama kali adalah ranjang sebelahku kosong. Pertanyaan kapan Han Seungri bangun langsung terlintas. Saat aku menarik diri agar duduk bersandar, saat itu juga pertanyaanku terjawab. Mataku menemukan lembar sticky notes yang tertempel di bantal, berisi sebaris kalimat pesan dari pacarku.
Aku minta maaf, barusan seniorku menghubungiku, ada kesalahan data laporan yang harus diperbaiki, aku minta maaf karena tidak bisa menepati janjiku semalam. Maaf.
—Han Seungri.
Ini akhir pekan loh?!!
Memang, sih, ini pekerjaan tambahan, tapi tetap saja ini sangat menyebalkan. Rencanaku gagal, padahal aku sudah membayangkan menghabiskan waktu berdua dengan pacarku.
Ini masih pagi tapi semangatku dalam menjalani hari sudah hilang setengahnya.
Aku tidak membual, saking malasnya, aku baru keluar kamar saat hari sudah siang. Bangun tadi jam 8, bermain ponsel sampai bosan dan akhirnya memutuskan mandi di jam 10. Lalu keluar ketika jam menunjuk ke angka setengah dua belas.
Tidak ada tanda-tanda kehadiran orang saat aku keluar kamar, sudah pasti semua orang pergi melakukan urusannya masing-masing. Orang-orang di rumah ini adalah orang-orang yang sibuk. Yang baru akan berkumpul saat pagi dan malam, atau saat-saat libur nasional. Hanya aku yang sering di rumah sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupcakes | Jisung ✓
RomancePark Ji-young, tidak pernah aku bayangkan nama itu akan berpengaruh besar pada garis hidupku. Dia yang kukagumi selama 9 tahun, ternyata menjadi mimpi indah sekaligus terburuk untukku. Berkali-kali aku mengingatkan diri bahwa seseorang yang biasa se...