2O | Cupcakes

49 4 0
                                    

| happy reading |
| don't forget to give your best support |

###









Han Seungri benar-benar menepati janjinya untuk rutin menghubungiku lima kali dalam sehari. Iya, bahkan waktunya pun teratur, seperti meneleponku adalah sebuah keharusan untuknya. Pada awalnya, aku senang-senang saja, walau dalam beberapa kesempatan aku harus mengerang malu karena dia meneleponku di waktu yang kurang tepat- seperti saat aku baru bangun tidur, misalnya.

Tapi lama-lama, aku jenuh juga. Bukan jenuh karena pacarku, tapi jenuh karena topik yang terjalin hanya berputar di curhat tentang hari masing-masing, pekerjaan, dan kabar saja. Itu sedikit membebaniku, apalagi akhir-akhir ini tubuhku mulai tidak fit. Buntut dari pola hidup yang berantakan sejak bergabung di proyek pembuatan produk baru perusahaan.

Itulah kenapa selama tiga hari terakhir, aku selalu menolak panggilan video pacarku dengan alasan terlalu lelah.

Namun, aku lupa, Han Seungri memiliki nomor Agam yang bisa dengan mudah memberikan kabarku. Jadi sewaktu ada pesan singkat darinya yang bertanya keadaanku, aku sungguh kaget. Walau kagetku tak berlangsung lama ketika tersadar Agam lah otak di balik ini semua.

Han Seungri♥: Kau sakit?

Mungkin karena aku lama membalas, ada satu panggilan masuk darinya.

Han Seungri♥: Angkatlah teleponku.

Mau tak mau aku mengangkatnya. "Aku tidak—"

"Sejak kapan?"

Aku menghela napas. "Aku tidak apa-apa."

"Aku tanya sejak kapan kau sakit, Tari."

"..., baru 3 hari. Ini hanya demam biasa, aku baik-baik saja."

"Apa selama tiga hari itu kau tetap memaksa bekerja?"

"Timku berperan penting dalam pembuatan ini, jadi aku harus tetap pergi apapun kondisiku."

"Tari, astaga! Di mana keluargamu? Mereka tidak melarangmu?"

"Aku baik-baik saja." Bohong sekali, karena kepalaku seperti ingin pecah saat ini.

"Baik-baik saja katamu? Suaramu saja terdengar serak. Dasar bodoh."

Haruskah dia mengataiku begitu?

"Tari, aku—"

Aku tidak mendengarkannya lebih lama, kuputuskan panggilan itu secara sepihak. Aku sakit hati. Aku lelah baru pulang bekerja, tubuhku sakit semua dan tidak ada satu pun keluargaku yang menanyakan itu. Satu-satunya harapanku adalah Han Seungri, namun dia justru berbalik memarahiku. Oke, aku sedang sakit jadi pikiranku bisa sangat kekanakan.

Dia kembali meneleponku, tapi aku menolaknya tanpa pikir panjang. Tiga kali, karena jengah aku matikan saja ponselku sekalian. Biar saja dia tidak bisa tidur semalaman.

Tetapi besoknya, aku mendapati 5 pesan baru yang dikirim Han Seungri tengah malam tadi, isinya praktis membuatku menghela napas panjang.

Han Seungri♥: Dear, aku izin ke sana.
Han Seungri♥: Aku sangat khawatir.
Han Seungri♥: Tidak, itu bukan hanya demam, aku takut.
Han Seungri♥: Kalau sudah begini aku jadi tidak percaya keluargamu.
Han Seungri♥: Maaf

Demi Tuhan Yesus, ini masih pagi...

Ya aku tahu dia bisa nekat, tapi aku tak pernah menyangka nekatnya Han Seungri bisa sampai pada tahap dia rela melakukan perjalanan jauh hanya untuk memastikan kondisiku. Sekarang aku menyesal telah mengabarinya semalam.

Cupcakes | Jisung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang