O6 | Cupcakes

51 6 0
                                    

| happy reading |
| don't forget to give your best support |

###

Bagaimana mungkin Han Seungri menyukaiku? Aku yang banyak terlihat memalukan di depannya, bahkan ketika dia bertahan denganku, aku pikir itu tidak lebih dari permintaan Papa saat video call waktu itu. Tapi dia?

Tidak, aku pasti salah dengar.

Tapi melihat sikapnya yang sedikit berubah beberapa bulan belakangan, aku tidak bisa menyangkal. Dia memang lebih memperhatikan hal-hal kecil tentangku, dan jadi lebih banyak menghabiskan waktunya dengan berada di sekitarku.

Malam tadi, aku tidak mendengarkan lebih lanjut percakapan mereka, aku langsung masuk ke kamar dan memaksa diri untuk terlelap. Tidurku pun jadi tidak nyaman, bagaimana bisa aku hanya tidur 3 jam saja? Jam 4, aku sudah bangun lagi, kembali memikirkan kejadian semalam sendirian.

Pagi hari, aku berusaha bersikap biasa. Walau saat menatap Han Seungri, kata-kata itu kembali bergema dalam kepalaku. Aku berusaha mengenyahkannya dan fokus sarapan dengan tenang.

"Maaf," Tiba-tiba saja orang yang sejak tadi aku pikirkan bersuara. "Untuk yang terjadi kemarin."

Aku diam, apa dia tidak bisa menunggu saat sedang berdua saja? Di ruang makan masih ada orangtuanya!

"Apa yang terjadi semalam?" Kan, Papa Han akhirnya angkat suara. Aku menelan ludah takut.

"Tidak serius, hanya putramu itu sedikit membentak Tari sampai ketakutan."

"Han Seungri? Kau melakukan itu?"

"Maaf, aku kelepasan."

"Tidak ada pembelaan untuk kesalahan menyakiti perempuan, Papa tidak pernah mengajarkan kamu untuk menyakiti perempuan."

Han Seungri langsung dimarahi kedua orangtuanya hanya karena hal sepele, aku menggigit bibir gugup. Ingin melerai tapi aku tidak berani.

"Aku sudah minta maaf."

"Tari, kalau dia bersikap kasar lagi, katakan saja. Biar Papa marahi sampai dia sadar."

"I-iya..." Sumpah, didikan orangtuanya benar-benar tegas. Pantas dia tidak pernah mengajakku ke sini, mungkin dia takut aku tidak nyaman. "Aku sudah selesai," kataku akhirnya, mengusir hawa tegang yang sempat ada di ruangan ini.

"Kau mau jalan-jalan? Udara di sekitar sini sangat segar saat pagi."

"Aku bantu bereskan ini dulu, Ma."

"Tidak, tidak usah. Biar Mama saja. Kau pergilah dengan Han Seungri. Ya?"

Aduh, aku tidak enak jadinya, selama di sini aku tidak sekalipun diizinkan melakukan pekerjaan rumah. Kemarin koperku dibereskan Han Seungri, saat datang kamarku sudah rapi, bersih dan wangi, lalu tiap makan begini, aku selalu tidak boleh mencuci.

Orang-orang ini terlalu baik untukku.

Tapi aku mana bisa menolak, apalagi saat Han Seungri langsung menarik tanganku keluar dari rumah. Berjalan ringan menyusuri jalanan komplek. Mama Han benar, udaranya sejuk. Aku menghirup udara dalam-dalam.

"Kau sudah tahu perasaanku, kan?"

"Huh?" Wajahku menoleh dengan bingung, dia bicara apa?

"Kemarin aku melihat siluet di dekat pintu kamar, itu seperti dirimu. Tidak-" Dia cekatan meralat namun menjedanya sejenak dengan satu tarikan napas. "Itu memang dirimu, karena tidak ada siapapun selain kau di luar."

Sebentar...

"Jadi kau pasti sudah tahu tentang perasaanku. Kau mendengarkan percakapan kami."

Apa maksudnya aku tertangkap basah menguping?

Cupcakes | Jisung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang