32 | Cupcakes

39 4 0
                                    

| happy reading |
| don't forget to give your best support |










###











Tidak bisa dipungkiri, tinggal di sini jauh lebih nyaman daripada saat aku bersama Park Ji-young. Selain karena lebih leluasa untuk keluar, aku jadi punya teman. Dan walau Kak Ji-hyun belum menikah apalagi mempunyai anak, ternyata dia punya banyak pengetahuan tentang kehamilan. Aku banyak mendengarkan sarannya.

Dua hari lalu jadi konsultasi pertamaku di Seoul, tentu ditemani Kak Ji-hyun sebagai wakil Park Ji-young. Dan baru kuketahui jika bayi dalam kandunganku kemungkinan berjenis kelamin perempuan.

Dibilang kemungkinan, karena masih belum jelas. Cupcakes masih enggan menunjukkannya saat USG kemarin. Tapi dokter bilang itu kemungkinan besar. Praktis membuatku senang karena nickname cupcakes yang kusematkan ternyata tepat sasaran.

Aku belum memberitahu Ji-young, kuputuskan untuk melakukannya saat dia datang ke sini besok, seperti yang dia bilang di pesan kemarin malam. Selama beberapa hari ini dia bilang dia harus mengurus pernyataan resmi tentang hubungan kami dengan agensi.

Dia benar-benar mengakui hubungan kami, bahkan pernyataan yang dirilis di klub penggemarnya mengatakan jika aktor itu sedang terlibat hubungan asmara dengan seorang non-selebriti. Ji-young juga tidak mempublikasikan satu hal pun tentangku. Hanya foto saat itu yang bahkan tidak menunjukkan wajahku dengan jelas.

Satu yang membuatku ingin menangis, aku dilarang membuka sosial media apapun sampai kabar skandal ini redup dengan sendirinya. Yang diperkirakan sampai satu bulan ke depan.

Beruntung selama ini Kak Ji-hyun bersedia menemaniku, mengobrol dan melakukan hal-hal menyenangkan selama aku tinggal di apartemennya. Jadi aku tidak terlalu bosan walau sudah tinggal hampir satu minggu di sana.

Sore ini, saat aku sedang bersantai menonton acara dalam televisi, bel rumah tiba-tiba saja berbunyi. Aku terperanjat, mulai menerka siapa tamu di depan. Tidak mungkin Kak Ji-hyun, dia biasa langsung masuk tanpa harus menekan bel. Lalu siapa?

Sebelum membuka pintu, mataku mengintip sebentar melalui peephole. Bayangan sosok pria yang memakai masker hitam sedang berdiri persis di depan pintu. Aku tidak langsung membukanya, justru mengambil ponselku dan mengabari Kak Ji-hyun. Namun perempuan itu menyuruhku membukanya, katanya itu pasti Ji-young, sebab tidak ada yang tahu apartemen itu selain kami bertiga.

Dan benar saja, saat aku membuka pintu, dia pun lekas membuka masker di wajahnya. Wajah Park Ji-young dengan senyum lebarnya menyambutku. Bukannya senang, aku justru terkejut dan menolak saat dia akan merengkuhku.

"Ada apa?"

Hanya gelengan yang aku berikan, lalu menyuruhnya masuk dan mengunci pintu. Ini pertemuan pertama kami setelah pertengkaran hari itu, aku merasa canggung lagi.

Tapi sepertinya tidak dengan Park Ji-young. Terbukti dia terlihat biasa saja, bahkan tanpa segan memberikan kecupan di perutku setelah membaringkan diri dengan kepalanya berada di atas pahaku.

"Apa cupcakes menyulitkanmu selama aku tidak ada?"

"Tidak." Setengah bohong, setengah tidak. Dia tidak menyulitkan, hanya saja aku pernah tiba-tiba ingin pelukannya walau akhirnya tidak dapat karena tak tersuarakan.

"Bagaimana kabarmu?"

"Baik, aku suka di sini."

"Senang mendengarnya."

Cupcakes | Jisung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang