| happy reading |
| don't forget to give your best support |###
Aku tidak tahu pasti berapa lama aku tertidur, seingatku terakhir aku melihat jam itu jarumnya menunjuk ke angka 1 malam. Kalau melihat sekarang sudah jam 6, itu berarti aku hanya tidur 5 jam? Bahkan sepertinya kurang.
Heol. Sedikit sekali. Pantas saja mataku terasa kering.
Harusnya, aku bisa lanjut tidur sampai siang, tidak apa-apa toh aku sudah bebas dari masa kuliah, hanya menunggu jadwal wisuda- mungkin mengurus persiapannya. Tapi aku tidak bisa, entah apa yang dilakukan Han Seungri di belakangku, karena sedari tadi kasur ini terus bergerak-gerak, penyebab aku terbagun pagi ini.
"Bisa diam tidak? Aku ingin tidur," pintaku sedikit ketus. Dia sudah membuatku begadang semalam, sekarang mau mengganggu jam tidurku juga?
"Kau sudah bangun?" Setelah dia bertanya begitu, kurasakan dia melingkarkan tangannya di perutku. "Maaf."
"Lepas. Kau mau ketahuan ibumu?"
Dia tak mengindahkan permintaanku, justru sekarang malah ikut berbaring lagi dengan tubuhnya yang nyaris mengungkung diriku. "Aku sudah melihat hadiahmu. Bagus, kau pintar juga tahu apa yang kubutuhkan tanpa harus aku beritahu."
Hadiah? Oh, mungkin maksudnya buku diary itu. "Kau butuh buku?"
"Itu bukan sembarang buku. Itu buku harapan. Akan jadi buku harianku mulai sekarang."
"Pffttt!" Aku menahan tawa. Jelas karena selama aku mengenalnya, dia tidak pernah sekalipun punya buku harian, menceritakan keseharian dalam tulisan bukan gayanya sekali.
"Ada yang lucu?"
Aku yang menatapnya melalui ekor mata lantas menyahut, "Iya. Karena kau tidak mahir menulis. Punya buku harian saja tidak pernah."
"Sekarang punya. Bahkan sudah kuisi satu halaman pertama."
"Kau isi dengan apa?"
"Wishlist."
"Hm?"
Dia beranjak dari tidurnya, melihatnya hendak mengambil buku, aku juga ikut menukar posisi. Dengan wajah bantal yang pasti terlihat menjijikkan, tapi aku tidak peduli.
Dan benar saja, dia menunjukkan halaman pertama buku yang sudah terisi tulisan tangannya. Sebenarnya tidak satu halaman penuh, malahan hanya empat baris saja. Judul wishlistnya denganku, lalu diikuti tiga daftar. Aku yang membacanya praktis mengumpat.
"What the fuck..."
Pasalnya ada wish menikah di urutan paling akhir!
Apa-apaan coba dia menulis begitu?!
"Bagaimana?"
Beruntungnya aku, sebelum harus memberikan jawaban, mama Han memanggil kami.
Tunggu, kami? Apa beliau tahu anaknya semalam menginap di kamarku?
Double shit untuk pagi ini.
***
"Kita mau ke mana sih?"
Pagi setelah sarapan, Han Seungri tiba-tiba mengajakku keluar. Aku kira akan jalan-jalan di sekitar rumah, tapi pacar baruku itu justru mengemudikan mobil- yang artinya dia menuju ke suatu tempat yang jauh. Masalahnya setelah aku tanya berkali-kali pun dia tidak menjawabnya. Aku capek sendiri.
Di dalam mobil yang masih melaju pelan, aku akhirnya mendengus keras. Aku kesal, tinggal jawab saja apa susahnya sih?! Dia itu sengaja ya mau mendidihkan darahku di pagi hari?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupcakes | Jisung ✓
Roman d'amourPark Ji-young, tidak pernah aku bayangkan nama itu akan berpengaruh besar pada garis hidupku. Dia yang kukagumi selama 9 tahun, ternyata menjadi mimpi indah sekaligus terburuk untukku. Berkali-kali aku mengingatkan diri bahwa seseorang yang biasa se...