15. Mystery Message

117 10 0
                                    

"Appa, eomma, jangan khawatir begitu. Aku kan bersama dengan jong-in. Dia sudah pasti menjagaku" Yoora menggenggam kedua tangan orang tuanya.

"Benar paman, bibi, aku pasti akan menjaganya. Lagi pula kami tidak akan lama. Setelah mendapatkan apa yang aku cari, aku akan segera membawanya pulang kembali"

Jong-in bekerja dipabrik pembuatan kertas dan ada kalanya ia diminta atasannya, untuk pergi keseoul mencari beberapa peralatan pabrik. Dan kalau sedang off, ia akan selalu membantu ibunya untuk berniaga ikan dipasar.

Yoora memang sudah lama ingin pergi kepusat kota itu. Tapi kedua orang tuanya entah mengapa, begitu keras melarangnya kesana.

"Baiklah, paman percaya padamu jong-in. Cepatlah kembali" Lelaki paruh baya itu, menepuk pundaknya. Seperti mengisyaratkan sesuatu dan jong-in sudah mengerti akan hal itu.

"Kalau kau merasa kepalamu sakit kembali. Kau harus segera meminum obatmu" Ibu memperingati.

Yoora menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
_________________________________________

Jam sudah menunjukkan pukul 21.45.
Kini giliran baekhyun yang menikmati ranjang empuk hotel itu. Lalu mencoba menyalakan televisi disana.

Sedangkan hara sedang asyik berbaring disofa, sambil menikmati cemilannya dan sesekali tersenyum melihat ponselnya.

Foto yang diunggahnya beberapa menit yang lalu, sudah mendapatkan ribuan like, juga dipenuhi oleh beragam komentar yang juga turut merasakan kebahagian mereka.

"Wahh, daebak. Ternyata begitu banyak orang yang penasaran dengan kehidupan baekhyun-shi" Tuturnya.

Hara teringat sesuatu. Dan mengotak-atik ponselnya.
"Apa ini? Aku hanya bisa menemukan twitter dari Byun Company saja. Apa baekhyun-shi memang tidak mempunyai akun media social pribadi" Ia bermonolog sendiri.

Tak lama sebuah pesan baru masuk keponselnya.
Hara pun segera membukanya.

No name : jauhi priaku.

Hara setengah bangkit dari sofa.
"Ohh, bukankah ini nomor yang tadi pagi" Imbuhnya.

"Jangan harap kau memilikinya"

"Kalau ini salah sambung, mengapa bisa sampai dua kali mengirim kenomor yang sama" Sambungnya lagi.

"Dua kata itu, seperti memiliki makna yang sangat dalam" Pikirnya.

Hara terlihat mengetikkan sesuatu disana. Ia mencoba memastikan bahwa pesan itu memang tidak ditujukan untuknya.

"Maaf, sepertinya kau salah mengirimkan pesan"

Baru beberapa detik pesan itu dikirimkan hara. Nomor itu kembali sigap membalasnya.

"Pria itu ditakdirkan hanya untukku"

"Oo,, apa maksudnya? Wah, sepertinya orang ini sedang tidak waras. Sudahlah aku tidak perduli" Hara bermonolog sendiri.

Baekhyun yang sudah merasa ngantuk, segera mematikan televisi itu.
Kemudian ia keluar kearah sofa untuk menemui hara, karena sudah jam 22.55. Wanita itu belum juga naik keranjang.

"Kau kenapa?" Heran baekhyun. Ketika mendengar ocehan hara.

"A-aa, tidak ada" Sanggahnya.

"Kalau begitu masuklah kekamar. Malam sudah semakin larut" Perintahnya.

"Oo.. Tidak apa baekhyun-shi. Aku tidur disini saja. Sofa ini juga sudah sangat nyaman untukku" Hara mengelak. Ia tidak enak hati, jika baekhyun yang harus tidur disofa.

Marriage Life (Byun Baekhyun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang