28. Small Quarrel

114 12 0
                                    

Baekhyun meraih tangan minju, dengan lembut.
"Kau tidak perlu takut. Sejujurnya, aku dan chanyeol sudah tau. Siapa orang yang melakukan perbuatan jahat itu"

Minju menyatukan alisnya.
"Kalian sudah tau oppa?" Lirihnya.

Baekhyun mengangguk.
"Reumi. Yoon reumi. Aku benarkan?"

Tubuh minju seketika menegang, dan nafasnya mulai tersengal. Bayangan kejadian beberapa tahun silam, terekam dengan jelas diingatannya.
Baru mendengar namanya saja, ia sudah sangat trauma sekarang.

"Hey, hey. Sudah, tenanglah. Tidak apa-apa. Kau aman bersamaku sekarang. Aku berjanji, aku akan selalu menjaga dirimu. Tidak akan kubiarkan, siapapun menyakitimu minju. Kau akan bahagia bersamaku" Baekhyun memeluk erat tubuh minju.

"Oppa, aku takut" Lirihnya, sambil menangis.

"Gwaenchana, aku bersamamu"

"Aku tidak akan melepaskanmu reumi-ya" Batinnya.

Hatinya terasa sangat sakit, melihat keadaan minju yang seperti itu. Ia tidak dapat membayangkan, apa saja yang dilakukan reumi terhadap wanitanya.
Sehingga minju, memiliki trauma yang sangat dalam terhadap kejadian itu.

"Kau tidak bekerja?" Tanya hara, ketika melihat baekhyun yang masih memakai pakaian santai. Disusul oleh minju, dibelakangnya.

"Aniya, minju ingin aku menemaninya dirumah" Jawabnya.

"Ohh, seperti itu ya. Kalau aku yang memintanya, apa kau akan menurutinya juga?" Batin hara.

"Apa yang bisa aku bantu hara-shi?" Tanya minju.

"Kau yakin ingin membantuku?" Tanyanya kembali.

"Tentu saja. Lagi pula, aku juga sangat bosan tidak melakukan aktivitas apa-apa" Jawabnya.

"Baiklah, kalau begitu bantu aku untuk mencuci dan memotong sayuran itu ya" Perintah hara.

"Ne, arraseo" Jawab minju, dengan cepat.

Baekhyun yang duduk dimini bar, hanya tersenyum sembari memperhatikan kedua wanita itu.

"Kalian terlihat, seperti kakak adik dari sini" Gumamnya.

"Oo, benarkah?" Tanya hara, sambil tersenyum.

"Kau ini bagaimana oppa. Dia inikan adik sepupumu, tentu saja dia juga akan menjadi adik iparku. Benarkan hara-shi?" Minju memastikan. Dan hara hanya tersenyum kaku menanggapi.

"A-aa, ne. Kau benar sekali. Aku sampai lupa, bahwa hara adalah sepupuku" Baekhyun mengusap tengkuknya.

"apa kau juga lupa, bahwa sudah meniduriku malam tadi baekhyun-nie" batin hara dengan geram.

"Oh-ya. Kalau begitu, aku juga bisa kan memanggilmu dengan sebutan non formal?" Tanya minju.

"Tentu saja, kau boleh melakukannya minju-ya" Jawab hara.

"Haha, baiklah hara-ya" Kekehnya pelan.

"Kalau begitu, siapa yang ingin membuatkan coffe untukku sekarang?" Sambung baekhyun.

"Ak.... " Hara menghentikan ucapannya.

"Tentu saja aku. Mengapa kau masih bertanya oppa. Sebentar ya, aku buatkan" Pungkas minju.

"Baiklah. Oh-ya, hara-ya mengapa kau tidak pergi bekerja?" Heran baekhyun.

"Aku pikir, kau yang akan bekerja hari ini. Jadi aku berniat, untuk menemani minju saja dirumah" Jelasnya.

"Kau baik sekali hara-ya" Puji minju. Hara hanya tersenyum.

"Oppa, bisakah kau menemaniku untuk pergi kerumahku? Aku ingin mengetahui, bagaimana keadaan rumah itu sekarang" Ucapnya. Sembari menyodorkan coffe.

Marriage Life (Byun Baekhyun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang