29. I dont understand

116 11 1
                                    


"Rumah ini masih terlihat sama" Lirih minju.

Saat ini mereka sudah berada dikediaman minju, yang sudah kosong sekitar 5 tahun yang lalu. Rumah dengan arsitektur yang unik, minimalis dan mempunyai dua lantai.

Rumah ini adalah peninggalan harta satu-satunya, oleh kedua orang tuanya.

Minju hidup sebatang kara, setelah orang tua dan adiknya meninggal dalam sebuah kecelakaan sewaktu dia masih SMA kelas satu. Dan meninggalkan hutang yang lumayan banyak, dan sedikit menyusahkanmu gadis mungil itu. Ia harus bekerja keras, dengan bekerja paruh waktu disebuah toko bunga.

Sebelum masuk kedalam rumah itu, mereka menyempatkan diri untuk menemui tukang kunci. Karena kunci yang dimiliki minju sebelumnya, telah hilang bersama dengan dia yang terombang-ambing ditengah lautan waktu itu.

"Rumahmu sangat bagus minju-ya" Puji hara.

"Terimakasih. Tapi beginilah keadaannya sekarang, sangat berdebu" Keluhnya.

"Tenang saja, aku akan menyuruh orang untuk membersihkan ini semua" Ucap baekhyun.

"Apa, mereka keluargamu?" Tanya minju, sembari mengamati beberapa foto yang terpajang didinding.

"Ne, mereka orang tuaku juga adikku yang manis" Lirihnya sambil menahan airmata.

Hara mengusap pundak minju dengan lembut.
"Tidak apa, kau bisa mengirim doa. Jika sedang merindukan mereka" Ujarnya menenangkan, seperti paham dengan apa yang dirasakan minju.

"Kau masih menyimpan boneka ini?" Tunjuk baekhyun, pada arah boneka teddy bear kecil yang berada didalam lemari kaca.

"Tentu saja, inikan hadiah pertama yang kau berikan padaku. Jadi aku harus menyimpannya dengan baik. Bukan hanya ini saja, semua barang yang kau belikan untukku. Masih tersimpan rapi, dikamarku"

"Kau tau hara-ya, dia selalu membelikan sesuatu untukku setiap kali bertemu. Padahal aku tidak pernah memintanya. Dia selalu menghamburkan uangnya untukku, setiap aku memarahinya. Dia selalu berkata, bahwa dia tidak akan jatuh miskin hanya karena membelikanku sesuatu. Huhh, dia selalu membuatku pusing" Ungkap minju.

"Tapi kau bahagia kan, dengan semua yang kuberikan? Buktinya kau masih menyimpannya dengan baik" Bangga baekhyun.

"Ya, seperti itulah" Lirih minju, sembari menahan senyumnya.

"Haha, kau lucu sekali" Baekhyun mengusap lembut, kepala minju.

"Seharusnya, aku memilih diam saja dirumah" sesal hara.

"Kau beruntung sekali minju-ya, bisa memiliki kekasih seperti dirinya" Lirih hara.

Pernyataan hara berhasil, mengalihkan atensi baekhyun kearahnya.

"Ne, kau benar sekali hara-ya. Aku benar-benar wanita, yang sangat beruntung" Bangganya. Sembari memeluk lengan baekhyun.

Hara ikut tersenyum, kemudian menatap kearah baekhyun. Orang yang ditatap itupun, seketika mengalihkan atensinya.

Selama berkeliling didalam rumah, baekhyun dan minju tak henti-hentinya membahas nostalgia mereka. Seperti hanya ada mereka berdua disana, baekhyun pun terlihat seperti mengacuhkan keberadaan hara.

"Apa ada sesuatu, yang ingin kau bawa dari sini minju?" Tanya hara, sengaja mengalihkan topik.

"Ne, aku akan membawa laptop dan barang pribadiku yang lainnya. Aku juga akan membawa, beberapa pakaianku" Jawabnya.

"Aniya, pakaianmu pasti sudah berdebu semua" Tepis baekhyun.

"Kau benar oppa. Semuanya sudah terlihat, sangat usang" Lirihnya, ketika membuka lemari dikamarnya.

Marriage Life (Byun Baekhyun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang