Chapter 4

170 7 3
                                    

Assalamualaikum...
Sudah baca part sebelumnya yah?
Yaudah lanjut part ini aja!
Jangan lupa beri tanda yah.

Selamat membaca....

°°°°°°

Melodi menggigit dan memainkan ibu jarinya di mulut. Setelah pertemuan singkat dengan pria yang entah siapa namanya membuat hati dan pikiran gadis itu tak menentu.

Berjalan mondar-mandir ditepi ranjang, pikiran Melodi masih di pria tersebut.

"Oh my good ... Baru kali ini aku lihat pria gamisan yang tampan. Aku harus tau siapa namanya!" ucapnya antusias.

Satu-satunya cara untuk mengetahui nama pria itu adalah mendekatkan diri. Tapi pikiran Melodi juga tau bahwa dirinya berada dimana. Tidak mungkin jika tempat yang suci itu mendukung dirinya dekat dengan pria tersebut.

Lantas apa yang harus Melodi lakukan? Melewatkan pria tampan adalah hal yang mustahil untuk dihindarinya. Sudah Rian katakan bahwa gadis itu akan jatuh cinta pada siapa saja yang dia temui kan?

"Apa aku harus menyelinap ke kamar pria itu? Gak mungkin!" gumam Melodi yang tidak-tidak.

Otaknya terus berencana sesuatu. Entah kenapa dirinya tiba-tiba bersemangat untuk tinggal ditempat ini lebih lama.

"Siapa nama pria itu? Muhammad? Husein? Agam? Hafid? atau Azmi?"

Melodi membuang napasnya kasar. Ia masih menebak-nebak saja. Ditengah dirinya memikirkan pria itu, beberapa santriwati masuk secara berbondong-bondong.

Melodi yang tadinya duduk sontak membuang tubuhnya keatas ranjang dan pura-pura tidur. Liani yang kebetulan melihat itu langsung menghampiri Melodi.

Dapat Liani lihat bahwa gadis itu menutup matanya dengan sempurna disertai deru napas yang tenang. Pikirnya Melodi tertidur pulas, jadi dia kembali meninggalkan gadis itu kemudian mengambil sarapan siangnya.

Berkumpulnya santriwati didalam sana membuat Melodi kesulitan untuk bangun karena terlanjur berpura-pura tadi.

"Aku dengar Ustadz Raihan sudah kembali ke Pondok ini?" ucap salah satu santriwati bernama Rahmi.

Tidak tau saja bahwa pernyataan tersebut berhasil membuat Melodi membuka matanya selebar mungkin.

"Beneran? Ustadz Raihan yang ganteng itu?" sanggah santriwati lain dan itu membuat Melodi tidak tenang ditempat.

Melodi menggeser tubuhnya sampai kesisi ranjang dan hampir membuat tubuhnya jatuh ke lantai. Tapi itu tidak masalah, asalkan telinganya mendengar seruan mereka lagi. Dia penasaran.

"TENTU SAJA. USTADZ RAIHAN YANG PALING GANTENG, PINTAR NGAJI, LULUSAN UNIVERSITAS ISLAM MADINA, HAFIDZ QUR'AN TIGA PULUH JUZ DAN SUDA MUTQIN!"

"Beliau sangat Masya Allah, bukan?" kagum Rahmi.

Sedangkan disisi lain, Melodi menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga agar pendengaranya semakin akurat tentang gosip tersebut.

"Tapi kalau dipikir-pikir, bukannya Ustadz Raihan sudah menikah?"

Suara keras yang menbuat dialam sana terkejut bukan main. Kepala Melodi terbentur ranjang atas karena keterkejutannya. Saat mendengar bahwa pria gang baru dikaguminya itu ternyata sudah beristri?

Langit Pesantren  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang