Chapter 24

196 6 0
                                    

Assalamualaikum!

Assalamualaikum!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



°°°°°
"UMA!!"

Suara teriakan dari Zaidan membuat beberapa santri langsung mendatangi anak kecil itu. Air mata yang terus keluar tidak membuahkan hasil atas apa yang dia cari. Zaidan terus memanggil ibunya yang beberapa jam tadi belum terlihat.

Saat terbangun dari tidurnya, Zaidan hendak menemui sang ibu tapi setelah mencari beberapa saat dia tak menemukannya. Zaidan tentu panik, ingatannya kembali terlintas setahun kemarin saat dia di culik oleh seseorang.

Saat itu Zaidan hanya bermain di luar rumah dan tiba-tiba ia di datangi dua orang dewasa yang langsung membawanya masuk kedalam mobil. Awalnya Zaidan tidak cemas dan takut, hingga satu hari tak bertemu dengan Zira, anak kecil itu hendak kabur.

Orang yang menculiknya ternyata hanya ingin memanfaatkan Zaidan untuk mendapat uang dengan cara mengamen. Bersusah payah kabur, para penculik itu mengancam akan membunuh ibunya jika dia kembali.

Zaidan berpikir, Zira hilang karena di culik oleh orang itu. Makanya dia menangis histeris seperti sekarang.

"UMA. AKU MAU UMA!!" Bahkan saat salah satu santri menenangkannya, Zaidan tetap mengamuk untuk pergi keluar mencari ibunya.

"Zai. Zai tenang, kakaknakan cari ibumu," kata Liani.

Dalam pelukan Liani, Zaidan terus bergumam tentang ibunya. Suara isakan yang menguasa Zaidan rupanya di rasakan Mirza. Yah, pria itu keluar dari asramanya dan mendatangi asrama putri.

"Zaidan!"

Pria itu langsung mengambil alih Zaidan dalam gendongannya. Pelukan erat membuat Zaidan kembali terisak.

"Uma. Aku mau Uma, abi!" seru Zaidan.

"Laini, tolong panggilkan Zira, ya."

Belum sempat Liani beranjak, Raini tiba-tiba datang dan mengatakan bahwa wanita itu tidak ada di pesantren ini. Dari awal saat Zaidan menangis memanggil ibunya, Raini langsung pergi mencari wanita itu.

Entahlah kemana Zira pergi, mungkin wanita itu hanya keluar sebentar kemudian datang kembali. Mirza membawa anaknya pergi dari kerumunan itu. Ia tak ingin jika Zaidan terus menangis seperti itu.

"Zai, jangan menangis. Abi akan mencari ibumu," ungkap Mirza.

Lebih dari dua jam lamanya Mirza menenangkan Zaidan untuk berhenti menangis. Tertidur seperti orang kelelahan, anak itu benar-benar mencemaskan ibunya.

Sekarang, Mirza harus mencari Zira yang sampai saat ini belum kembali ke pesantren. Hendak beranjak dari sana, tiba-tiba suara Raden membuatnya berhenti melangkah.

"Kamu akan mencarinya kemana?"

Sampai saat ini Mirza belum tau kemana mencari Zira. Wanita itu tiba-tiba menghilang dari pesantren dan hanya meninggalkan anaknya.

Langit Pesantren  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang