Chapter 7

120 6 0
                                    

Bismillah, Assalamualaikum...
Semoga suka dengan part ini, ya!
Jangan lupa Follow, vote, dan komen next!

Follow, follow, follow...

Selamat membaca!

°°°°°°

Usai malam itu dimana Melodi berteriak memanggil nama ustadz Raihan, ia semakin berinisiatif untuk tetap berada di pondok ini. Rencananya yang akan kabur secara diam-diam ia urungkan.

Kali ini dia tidak penasaran lagi bagaimana rupanya seorang ustadz Raihan. Ada satu pria yang baru ia jumpai malam itu membuat hatinya tersentuh akan tatapannya. Oh sungguh, menatapnya saja Melodi akan sanggup melakukannya setiap hari.

Di sisi lain, Melodi juga sudah tau siapa saja pria yang telah dia temui beberapa hari yang lalu. Pria pertama bernama King yang saat itu saling melempar pandang dengannya di depan asrama masing-masing.

Kemudian pria kedua adalah Jalil. Dimana saat itu Melodi bertemu ketika Jalil menyapu disamping halaman Masjid. Lalu pria ke tiga dan empat adalah Raden dan Mirza yang saat itu dirinya jatuh dalam lubang selokan hingga membuatnya malu sampai pagi.

Untuk Raihan, Melodi tidak perlu menebak lagi setelah ia berteriak semalam. Semua pria itu sangat menawan dimata Melodi, tetapi hanya Mirza yang membuatnya mampu melupakan ketampanan pria lain.

Dalam ruangan kamar dengan seorang diri, Melodi menopang kedua pipinya menggunakan kedua tangannya masing-masing. Pikirannya dipenuhi oleh Mirza, serta khayalannya pun juga tentang pria tampan itu.

"Mirza, Mirza, Mirza ...." Saking senangnya menyebut nama pria itu, Melodi bahkan tidak tau bahwa Liani dan Rahmi berdiri dibelakangnya.

"Kau berbicara dengan siapa?" tanya Rahmi.

Hal itu sontak membuat Melodi kaget. Ketahuan melantur menimbulkan sedikit rasa malunya. Melodi membangunkan tubuhnya, berdiri dihadapan dua gadis yang sudah tiga hari ini menjadi teman dekatnya.

Belum juga dia mengatakan sesuatu, matanya tak sengaja mengarah keluar dan mendapati keramaian.

"Siapa yang datang? Kok rame banget di luar," ucapnya.

Ikut melihat arah pandangan Melodi membuat senyum lebar Rahmi muncul. Bergegas dan berlarinya ia keluar tanpa mengucapkan apa-apa terhadap Liani maupun Melodi. Mengajak mereka untuk ikut pun, tak Rahmi lakukan.

"Itu keluarga Rahmi. Hari ini kunjungan keluarga datang untuk semua santri," ungkap Liani.

Kunjungan? Itu berarti kedua orang tua Melodi akan datang dong. Melodi semakin antusias, ditariknya Liani untuk keluar karena tidak sabar menunggu kedatangan keluarganya.

Dapat Melodi lihat bahwa semua anjungan dan gazebo dikawasan asramanya penuh dengan keluarga santri. Terlihat berbagai barang bawaan mereka untuk anaknya yang tinggal dipondok ini seperti membawa makanan, pakaian ganti, skincare, alat mandi dan lain-lain.

Walau semua kebutuhan seperti makanan sudah terjamin, keluarga mereka tetap membawanya untuk anak mereka yang sedang mondok. Pasti ada rasa bosan atas apa yang dilihat setiap hari, apalagi terhadap anak pesantren.

Dengan adanya kunjungan ini, para orang tua atau keluarga mengambil kesempatan untuk mengetahui apa saja yang anak mereka butuhkan selama mondok.

Langit Pesantren  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang