Chapter 9

120 6 0
                                    

Bismillah, Assalamualaikum!

Bismillah, Assalamualaikum!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow!

Follow!

Follow!

Selamat membaca....

°°°°°°

"Ada apa, Mel?" Kepala Liani sedikit mendongak saat Melodi menghampirinya.

"Aku boleh pinjam jilbab kamu, gak?" Saat ini Melodi seperti salah tingkah setelah mengajukan pertanyaan itu.

Kedua alis Liani berkerut memandang gadis sebayanya itu. "Jilbabku panjang. Yakin mau memakainya?" tanyanya.

Melodi mengangguk. Tidak masalah, justru itu yang dia inginkan. Liani membuka lemarinya, menarik satu kain berwarna coklat dan memberikannya pada Melodi.

"Ambillah, itu untukmu!" ucap Liani.

"Kamu memberikannya padaku?" Terlihat raut wajah Melodi senang. "Terima ka---"

Seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamar yang membuat perkataan Melodi terputus. Seorang wanita cantik yang berbadan dua itu berdiri di luar kamar. Itu ustadzah Nafisha!

"Ustadzah ...."

Liani menghampiri wanita hamil itu, meninggalkan Melodi yang belum berterimakasih padanya. Tampak percakapan keduanya sangat serius, Melodi jadi penasaran topik pembahasannya.

Percakapan antara Nafisha dan Liani kini membuat seorang gadis yang baru menyandang gelar santri di pesantren itu berdiri dibalik pintu. Kepalanya yang terus menyembul keluar masuk tak dihiraukan oleh dua orang yang masih asik bercengkrama.

Sebenarnya Melodi ingin bergabung dan mengatakan sesuatu, tapi rasa malunya terhadap Nafisha sangat besar. Entah kenapa sejak dia bertemu dengan ustadzahnya Raihan ini menimbulkan getaran diri yang meminta untuk berubah seperti wanita itu.

Ada rasa iri melihat betapa baiknya tutur kata nan lembut Nafisha. Melodi juga ingin seperti itu, mungkin ia akan merubah dirinya menjadi lebih taat sekarang. Dan mulai sekarang dia memulainya dari penampilan.

"Melodi." Ini suara Liani. Melodi mengeluarkan tubuhnya dibalik pintu tadi. "Ada apa, kok malah diam saja?" tanya Liani.

Melodi belum mau membuka suaranya. Tatapan Nafisha membuatnya sedikit terbuai. Kenapa bisa ada wanita secantik ini Dimata Melodi? Pasti Nafisha yang dulu jadi incara para pria.

"Mel?" Gadis itu menatap Liani setelah mengagumi sosok Nafisha didepannya.

Melodi tersenyum lalu menggeleng pelan seakan tidak ada yang mau ia katakan.

Langit Pesantren  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang