Chapter 26

161 7 2
                                    


Assalamualaikum!

Assalamualaikum!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



°°°°°

"Tidak bisa! Kamu tidak boleh memutuskan sesuatu yang sudah pasti!"

Berbincang untuk memutuskan sesuatu dengan Raihan memang selalu mendatangkan perdebatan. Mirza mengatakan bahwa pernikahannya hari ini akan di tunda.

Hal itu tentu saja membuat Raihan menolak keras. Selain persiapan yang sudah lengkap, Raihan akan malu berhadapan dengan keluarga Melodi jika pernikahan ini di undur.

"Kak, pernikahan ini tidak akan pernah batal. Hanya di undur beberapa hari saja," ujar Mirza yang masih membujuk kakaknya.

"Berikan alasan yang jelas mengapa pernikahan itu harus di undur!"

Tanpa dia katakan, Raihan pasti sudah tau apa alasannya menunda pernikahan tersebut. Hilangnya Zira membuat dia merasa bersalah. Tapi apakah itu dibenarkan? Hanya karena gadis lain, Mirza sampai reta menunda pernikahan itu.

Lalu, bagaimana dengan Melodi jika mengetahui ini?

"Alasanku adalaha Zaidan!" tutur Mirza.

Tidak logis jika alasannya hanya itu. Hanya karena kondisi Zaidan tidak baik, itu tidak bisa di patokan atas batalnya pernikahan tersebut. Saat ini pasti keluarga Melodi sedang menunggu kedatangan pihak mempelai laki-laki. Jika di tunda tanpa memberi kabar, bagaimana tanggapan mereka?

Malu. Raihan akan sangat malu. Lantas ketika hal ini terjadi, dia yakin bahwa keluarga Melodi akan kecewa dan segera memutuskan pernikahan. Bagaimana jika itu benar terjadi? Maka Mirza akan terus terikat dengan masa lalunya. Kebahagian Mirza tidak dapat terlihat lagi. Hingga sampai di situ, Raihanpun tidak bisa berbuat apapun.

Semua persiapan pernikahan sudah tersedia, bahkan setelan jas pengantin sudah tertata rapi diatas ranjang Mirza. Tinggal pria itu memakainya saja kemudian berangkat ke tempat acara.

"Kamu tetap akan menikah hari ini!" tegas Raihan.

"Kak. Aku mohon ...." Entah bagaimana lagi cara Mirza membujuk Raihan agar pernikahan itu di tunda.

Ia sudah berjanji pada dirinya dan pada Zaidan akan mencari Zira lalu membawanya pulang.

"Dua puluh menit lagi kita akan pergi. Gunakan waktumu untuk bersiap-siap!" pinta Raihan kemudian beranjak pergi.

Napas Mirza terhempas kasar. Setelah jas berwarna putih ia tatap. Bukankah seharusnya ini adalah hari bahagianya? Perasaanya terhadap Melodi belum pasti, tapi dia juga tidak mau jika membuat gadis itu kecewa.

Lalu bagaimana dengan Zaidan? Tidak mungkin jika dia membiarkan anaknya terlarut dalam kessdihan seperti sekarang. Hatinya ingin melupakan Zira, tapi tidak bisa. Mirza benar-benar di buat berpikir keras.

Langit Pesantren  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang