Chapter 29

156 6 0
                                    


Assalamualaikum!

Assalamualaikum!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




°°°°°°

Tiga tahun kemudian ....

Deringan ponsel tergeletak diatas meja tak membuat sang pemilik terganggu. Masih fokus dengan surat dihadapannya, gadis bernama Melodi Logawali mengambil map kemudian memasukkan surat tadi.

Setelah lulus dari pondok pesantren, gadis itu memilih menyibukkan diri dengan mengambil beberapa pekerjaan. Pertama, ia megambil kelas mengajar secara privat dalam mata pelajaran bahasa arab. Eits jangan bingun, Melodi juga dalam tahap kuliahnya mengambil jurusan sesuai apa yang dia ajari kepada anak didiknya.

Sebenarnya pekerjaan kedua Melodi terbilang santai karena dia adalah bosnya. Yah, meneruskan butik ibunya. Melodi hanya datang memeriksa pekerjaan anak buahnya selepas itu dia beralih ke pekerjaan lainnya.

Masih menyibukkan diri, ponselnya kembali berdering. Ada panggilan masuk dari sang ibu membuat Melodi menghela napas. Ia tau maksud tujuan ibunya.

"Astaghfirullah, Melodi. Daritadi ibu telpon gak pernah diangkat. Cepat pulang, ada seseorang yang mau bertemu denganmu!"

Begitulah kira-kira ucapan ibunya yang terus dia dengar. Beberapa hari belakangan ini, Dita sibuk mencarikannya jodoh tapi Melodi terus menolak. Desakan tersebut sungguh membuatnya semakin pening di tambah dengan pelajaran kuliahnya.

Berada di ruangan pribadi di butik miliknya, gadis itu menyenderkan bahu. Tatapannya memandang keluar jendela dengan lintasan kenangan yang tak terlupakan.

Banyak hal yang sudah ia lakukan setelah keputusan itu. Rupanya hal baik selalu berdatangan padanya. Cita-cita, keinginannya semua terpenuhi. Hanya satu yang kurang. Sosok laki-laki yang bisa membimbingnya dalam dunia dan akhirat.

Setelah cukup dewasa, pikiran Melodi mulai terbuka untuk mendapatkan laki-laki yang benar-benar serius dalam hubungan pernikahan. Dia tak mau jikalau pasangannya hanya peduli urusan dunia tanpa melihat akhirat.

Jadi, selama ibunya selalu menjodohkannya dengan banyak pria mapan, disitu juga Melodi selalu mempertanyakan hal-hal yang mungkin sebagian pria tidak bisa menjawabnya.

"Assalamualaikum, Mbak Melodi." Seseorang masuk kedalam ruangannya setelah mengetuk pintu.

Dia, Rika. Salah satu anggota kepercayaannya dalam mengurus butik. Gadis itu membawa kotak yang lumayan besar dan menaruh diatas mejanya.

"Tadi ada laki-laki yang titip ini. Katanya untuk mbak Melodi," sambungnya.

Kedua alisnya bertautan, keningnya berkerut memandang bingkisan indah itu. Melodi langsung membuka benda itu, satu set pakaian beserta jilbabnya terlihat rapi di pandang. Disamping baju ada Al-Qur'an kecil dan tasbih digital.

Langit Pesantren  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang