Chapter 22

137 5 2
                                    

Assalamualaikum!

Assalamualaikum!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°

°°°°°

°°°°

Tiga hari telah berlalu. Acara pernikahan tinggal menghitung hari. Sebagai calon pengantin, Melodi di pulangkan terlebih dahulu. Karena keputusan yang tiba-tiba ini membuat kedua belah pihak tergesa-gesa melakukan persiapan.

Berada di dalam ruangan yang luas. Melodi menatap langit-langit kamarnya tanpa berkedip. Gelarnya sebagai istri orang tak lama lagi. Pikirannya kembali gelisah saat pertanyaan besar itu belum mendapat jawaban yang memuaskan.

"MELODI!!"

Mata Melodi langsung tertutup. Suara teriakan itu sangat dia kenali. Belum juga mengangkat tubuhnya untuk berdiri, sang pemilik suara sudah berada di ambang pintu. Melodi jadi terkejut dibuatnya.

"Mentang-mentang calon pengantin, seenaknya rebahan di kamar." Nada berkacak pinggang setelah berhasil memasuki kamar Melodi.

Di tariknya tangan Melodi untuk bangun, Nada lagi-lagi menatap bingun. Ekspresi yang Melodi perlihatkan saat ini adalah seperti orang yang tidak senang saat hari bahagianya tiba.

"Kamu, kok, gak semangat. Ayo bangun kita harus pergi ke butik untuk mencoba gaun pengantinmu," ucap Nada.

Kakak Melodi mulai melangkahkan kakinya untuk segera pergi. Dibawah lantai satu rumahnya, banyak orang yang berdatangan. Mungkin mereka semua adalah keluarga besar Dita dan Darren.

Semuanya sibuk menyiapkan barang-barang untuk menghias ruangan yang akan digunakan saat acara berlangsung nanti.

Melodi berjalan melewati mereka tanpa mai menegur. Wajahnya belum menampakkan kebahagiaan. Gadis itu masih berkelahi dengan pikirannya.

"Mel ...." Saat Nada menyapanya, dia sontak menatap bingun.

"Ada temanmu yang datang," ucapnya.

Gadis yang Melodi kenali berjalan memasuki ruang tamu rumahnya. satu kotak diberikan padanya setelah gadis itu berdiri dihadapan. Melodi jadi bingun, kenapa Zira datang ke rumahnya?

"Assalamualaikum!" sapa Zira.

"Walaikumsalam."

Tidak pernah terlintas dibenak Melodi bahwa mereka akan datang ke rumahnya. Dan juga, bagaimana bisa Zira mengetahui tempat tinggalnya? Jika berdua bersama wanita itu pasti mendatangkan kecanggungan. Sampai detik ini, Melodi belum bisa menunjukkan kedekatannya dengan Zira.

"Melodi!" Seruan keras itu membuatnya terkejut.

Liani dan Raini baru saja memasuki rumahnya. Sekarang Melodi paham, kenapa Zira bisa berada di sini sekarang.

"Kenapa kalian ke sini?" tanyanya bingun.

"Kami akan ikut menemanimu melihat gaun pengantin!" Tampak Raini bersemangat akan hal itu.

Langit Pesantren  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang