Chapter 28

178 5 2
                                    


Assalamualaikum!

Assalamualaikum!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°°

Satu Minggu berlalu....

"TANTE MELODI!"

Gadis cantik yang di sapa Melodi sontak berbalik badan. Anak kecil yang sangat dia rindukan itu kini berlari kearahnya. Melodi tersenyum, membuka kedua tangannya lebar-lebar untuk menyambut Zaidan dalam gendongannya.

Pelukan Melodi sangat erat di tubuh kecil Zaidan. Benar-benar imut. Anak itu sudah ia anggap seperti adiknya sendiri, yah walau Zaidan selalu memanggilnya dengan sebutan tante, mungkin tidak masalah.

Untuk mengajari anak itu agar memanggilnya kakak, Melodi membutuhkan waktu sehari. Hanya satu kali Zaidan memanggilnya namun besoknya panggilan tersebut berubah lagi. Sudahlah, Melodi tak mempermasalahkan lagi, asalkan Zaidan tidak memanggilnya nenek saja.

"Tante, apa ini?" tanya Zaidan menunjuk wajah Melodi.

"Ini namanya masker."

"Zaidan mau pake!"

Melodi terkekeh, ia mengajak Zaidan untuk masuk kedalam kamarnya. Namun sebelum itu, ada seseorang yang dia cari.

"Mana, Uma kamu?" tanyanya.

Zaidan ikut menelusur ruang tamu Melodi yang sangat luas. Banyak orang disana tapi Zira tidak kelihatan.

"ITU!"

Zira baru saja memasuki rumahnya dengan membawa beberapa barang titipannya. Melodi meminta tolong pada Zira untuk memgambil gaun pengantinnya yang sudah di siapkan saat itu.

Yah, pernikahan tetap dilaksanakan. Melodi sudah memikirkan dan mengikuti kemauan Mirza. Lantas bagaimana dengan Zira?

Zira pun setuju dengan hal itu. Walau sedikit berat dan sakit hati Mirza pantas mendapat kebahagian. Lagipula, Zaidan tidak akan kehilangan sosok ayah jika Mirza tidak bersama dengannya. Mereka berdua sudah sepakat untuk saling bergantian merawat Zaidan.

"Maaf, kami telat!" imbuh Zira yang sepertinya merasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Maaf ya, menyuruh mu datang ke sini." Melodi mengambil barangnya di tangan Zira.

Zira hanya tersenyum. Hari ini keluarga Melodi tampak sibuk mengurus keperluan pernikahan. Jadi mungkin Zira akan membantu sedikit karena dia sudah terlanjur berada di sana.

"Ra, bantu aku bawa barang ke atas, ya." Zira mengangguk kemudian mengikut langkah Melodi.

Berjalan masuk kedalam kamar membuat Zira takjub atas dekorasi di dalamnya. Hiasan dindingnya sangat cantik, apalagi dengan lampu gantung yang membuat cahayanya akan lebih bersinar jika lampu utama dimatikan.

"Malam ini kamu nginap, ya!" seru Melodi.

"Nginap?" Tentu saja dia terkejut. Sampai detik ini, Zira masih kaku untuk berbicara pancang lebar dengan Melodi.

Langit Pesantren  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang