EXTRA PART

67 2 0
                                    

Assalamualaikum! Hello, aku Veronica.
Bagi yang udah baca cerita ini tanpa vote atau komen gak masalah, aku GWENCHANA. HUUU. Tapi kalian wajib baca extra partnya yah.

Ini bukan tentang kehidupan Melodi dan Rian selanjutnya. Tapi ada hal menarik dari pengakuan Nafisha kepada Melodi waktu itu.

Aku kasi tau, ternyata Nafisha itu.....

Waduhh langsung baca aja yuk!

Extra part : Tentang pengakuan

°°°°°°

"Kenapa harus kamu yang berkorban?"

Ada sebab, ada pula akibat. Masalalu bukanlah sesuatu yang gampang di lupakan. Kejadian yang menimpa tanpa menyelesaikannya akan menghantui seseorang di masa depan. Sama seperti Mirza, ia kehilangan Melodi karena masa lalunya yang belum selesai. Tapi bisakah pria itu tetap mendapat yang namanya keberuntungan?

Azira Hamid sosok wanita yang paling dia cinta seumur hidupnya karena kehadiran Zaidan. Hati dan pikiran Mirza belum jelas saat ini, ia mencintai dua wanita hebat.

Berdiri menatap gadis itu yang tidak membalas tatapan membuat Mirza sangat merasa bersalah.

"Ya, aku salah. Seharusnya memberitahu semuanya padamu."

"Melodi ... Zira yang pertama memberiku rasa cinta hingga hadirnya Zaidan di kehidupan kami. Tapi kamu harus tau, Mendapat cinta dibanding memahami cinta sangat berbeda. Aku paham arti cinta karena KAMU."

Rasanya sesak ketika Mirza mengatakan itu.

"Kamu salah. Zira yang memberimu cinta hingga kamu bisa paham apa itu cinta. Dan aku hanyalah percobaan tentang pemahaman mu itu." Melodi berbalik setelah mengatakan hal itu.

Pergi dan menjauh adalah jalan yang harus dia ambil untuk bisa menyatukan Mirza dan Zira.

"Aku sudah mengambil keputusan. PERNIKAHAN KITA HARUS DIBATALKAN." usai mengatakannya Melodi harus beranjak dari sana.

"Kenapa, Mel? Kenapa harus kamu yang mundur. Kamu mencintaiku, kan? Kamu harus menangkan cintamu itu dan aku akan membantumu," ucap Mirza yang membuat Melodi berhenti dan kembali menghadap padanya.

"Aku gak mau egois, Za."

"MEMBATALKAN PERNIKAHAN SUDAH TERBUKTI BAHWA KAMU EGOIS!" Mirza seketika berteriak. "Aku gak mau pernikahan ini batal. Kenapa harus kamu yang mundur dan berkorban. KENAPA?!"

"KARENA ZIRA BERHAK ATAS DIRIMU!"

"EGOIS."

"Aku gak egois, Za. Zira memang pantas memilikimu karena dia sudah berkorban banyak."

"Zira gak pernah melakukan itu. Dia meninggalkan ku saat aku sangat membutuhkannya. Itu yang kamu bilang pengorbanan?" Yah, Mirza benar dengan ucapannya itu.

"Tanpa kamu pikir, Zaidan adalah pengorbanan Zira yang sangat besar untukmu. Ketulusannya melebihiku. Dia rela mengorbankan tubuhnya untuk melahirkan anakmu."

DEG.

Sudah tidak ada lagi yang Melodi katakan. Semuanya sudah berakhir dengan kalimat barusan. Sedangkan Mirza? Pria itu berdiam diri di tempatnya. Dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.

°°°°°

"Aku akan memberitahumu yang sebenarnya." Ucapan Zira mengalihkan perhatian Melodi.

"Memberitahu apa?" tanya Melodi yang begitu penasaran.

"Memberitahu tentang keberadaan Zaidan dan Mirza sebagai ayahnya."

Sebenarnya Melodi sudah tau dari Nafisha tapi apa salahnya dia mendengar cerita Zira kan?

"ZAIDAN BUKAN ANAK KANDUNGKU."

"TAPI MIRZA ADALAH AYAHNYA."

Apa-apaan ini. Pembodohan seperti apa yang telah orang-orang mainkan kepadanya. Nafisha mengatakan bahwa Zaidan anak kandung Zira dan Mirza.

"Ibu kandung Zaidan adalah Rachel, dia kakak kandungku," sambungnya yang membuat Melodi tambah bingun.

"Rachel?"

Sunggu Melodi sangat bingun.

"Mirza pernah memiliki seorang teman---"

"Namanya Pico?" Ini Melodi yang menyanggah. "Sebenarnya aku sudah tau kejadiannya karena Nafisha sudah menceritakan ini. Tapi aku jadi bingun."

Sekarang Zira paham.

"Dia bukan Nafisha, tapi Aini."

Deg.

Kepala Melodi sangat ingin pecah. Jadi ternyata selama ini istri dari Ustadz Raihan bernama Aini dan bukan Nafisha?

Ternyata Nafisha lah yang menjadi korban kebarakan itu dan yang sebagai Nafisha saat ini adalah Aini sang adik dari Nafisha. Semua orang sudah tau termasuk Mirza maupun Raihan sendiri.

Melodi jadi sadar bahwa ikatan mereka melebihi dari apapun. Ustadz Raihan, Mirza, Zira, ternyata mereka lebih dekat dibanding pikirannya sendiri.  Jujur, Melodi memang orang asing yang datang di kehidupan Mirza.

Melodi mendengar semua cerita itu tanpa msnyela sekata pun. Ceritanya sangat berbanding terbalik dengan apa yang Nafisha katakan. Entahlah, apakah Melodi harus memanggilnya Nafisha atau Aini?

"Tunggu ... Jadi kakak kamu adalah Pico? Maksud aku, Rachel?" Sedetik itupun Zira mengangguk. Betapa syoknya dia.

"Mungkin Aini punya alasan kenapa dia menceritakan kisah ini beda dan aku paham bahwa dia tidak memihak siapapun. Baik kamu atau aku."

"Sekarang sudah jelas. Aku akan mundur dan memberikan Mirza kepadamu."

Entah apa yang harus Melodi katakan. Sebelumnya dua hari kemarin dia bertemu dengan Mirza dan membicarakan keputusannya tentang pembatalan hubungan istimewa tersebut.

Sekarang kebenaran sudah ada dimatanya, apakah ia berhak merebut Mirza?

"Kamu harus cepat tidur, besok hari bahagia kamu," kata Zira yang membuat lamuannya terganggu.

Yah sebenarnya malam ini adalah hari malam terakhirnya menjadi seorang gadis. Melodi mengajak Zira san Zaidan untuk bermalam di rumahnya karena dia akan membuat rencana yang mengejutkan. Tapi siapa sangka bahwa dirinya lah yang diberi kejutan oleh Zira.

Apakah rencananya harus berhasil?

"Aku atau siapapun itu, hanya kamu yang harus menjadi pengantinnya Mirza besok." Melodi membatin demikian.

°°°°°

TAMAT

YEY TAMAT!!!
SENENG BANGET DEH.

BTW ADA YANG PENASARAN DENGAN CERITA YANG DI CERITAKAN ZIRA?

HM, KISAHNYA ADA DI CERITA SEBELAH. CERITA AKU JUGA KOK, JUDULNYA "BUKAN SEKEDAR SANTRI." SUDAH ADA BEBERAPA BAB LOH YANG TERUPDATE.

KUY MAMPIR, BANYAK KEJADIAN YANG BAKAL BIKIN KALIAN BERPIKIR SIAPA SIH SEBENARNYA PICO/RACHEL INI.

STAY DISANA YAH, BESTI. SAMPAI JUMPA DICERITA MIRZA SELANJUTNYA. BYE BYE!!!!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit Pesantren  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang