Chapter 17

122 6 0
                                    

Assalamualaikum!

Assalamualaikum!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°

Banyak mata memandang saat kedatangan orang asing di depan pintu pesantren. Berpakaian terbuka dan sedikit transparan membuat kaum adam yang ada di sana tak berhenti mengucapkan istighfar.

"ASTAGFIRULLAHALAZIM!!"

Pekikan tersebut membuat gadis berambut pendek terkejut. Di sapa Vika, dia menoleh ke belakang dan menatap banyaknya santri yang melihat ke arah mereka.

"Apaan, sih. Kayak gak pernah liat orang cantik, aja," celetuknya.

Berada dibawah terik matahari, Vika dan kedua temannya terus mengumpat. Kaca mata hitam yang mereka gunakan belum terlepas juga, mereka menunggu seseorang keluar dari asrama santriwati.

"Mbak, itu betis sama paha gak takut gosong apa?" sahut salah satu pria berbadan pendek dan sedikit berisi.

"Tobat, Mbak. Jangan mau di atur sama dunia!" timpal seseorang lagi.

Awalnya Vika tidak menanggapi itu, tapi karena telinganya cukup panas dengan ceramah sindiran padanya membuat ia berbalik dan membuka kacamata hitamnya.

"Mentang-mentang anak santri, belagu banget ceramahin orang!" serunya. "Gue mau pake apa terserah gue!" sambungnya.

Ada sedikit adu mulut yang terjadi antara Vika dan beberapa santri. Kebetulan yang sangat tak di sengaja membuat Raden dan Jalil berinisiatif menghampiri mereka.

"ASTAGHFIRULLAH!" pekik Raden dan Jalil bersamaan.

Tangan Raden menutup keseluruhan matanya dengan sedikit cela, ia juga melakukan hal itu pada Jalil seolah mereka tak ingin melihat aurat Vika yang terpampang jelas.

"Istighfar, Den. Awas zina mata!" seru Jalil.

Vika mencibir. Perlakuan dua pria itu dianggap terlalu lebay dalam menanggapi dirinya.

"Melodi mana, sih?"

Baru saja ia menanyakan gadis itu, Melodi datang berlari menghampirinya. Tampak gadis itu sedikit tak senang saat banyaknya santri berkerumun melihat Vika dan teman-temannya.

"Vik, kita bicara di dalam mobil saja. Aku gak enak sama anak santri yang lain," ucap Melodi.

Menjadi pusat perhatian saat ini memang membuat Melodi sedikit risih. Apalagi ketika menerobos untuk keluar menghampiri Vika, ia sempat mendengar cibiran dan sindiran santriwati lain.

Langit Pesantren  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang