Chapter 13

117 5 0
                                    

Bismillah, Assalamualaikum!

Mohon Vote cerita ini dan jangan lupa follow akun author ...

Selamat membaca!

°°°°°

"APA?! KAMU AKAN MENIKAH DENGAN MIRZA?"

Suatu kejutan besar bagi Melodi saat mengetahui berita perjodohan Liani dengan pria sang pujaan hatinya. Ini tidak benar! Bagaimana dengan perasaan Melodi? Apakah hatinya akan hancur lagi setelah kepergian Rian?

"Tidak boleh! Kamu gak boleh nikah sama Mirza. Kamu tau sendiri kalau aku suka sama dia!" seru Melodi.

"Bukan menikah. Tapi di jodohkan!" sanggah Raini.

"Sama saja. Pokoknya kamu gak boleh terima pernikahan itu, Ni. Cukup satu saja mantanku, kali ini jangan ditambah ...." lirih Melodi.

Liani membuang napasnya pelan. Dia seperti putus asa dengan keadaannya. Setelah semalam ber-Istikharah, Liani semakin bimbang. Satu sisi dia mencintai King dan sisi lainnya, Mirza pria baik yang langsung dipilih oleh Nafisha untuknya.

Curhat dengan kedua temannya tidak ada gunanya. Liani tidak mendapat jawaban atas perasaan gundah tersebut. Jadi kemungkinan dia akan menerima perjodohan ini.

"Liani ...." Panggilan Melodi membuatnya menoleh. "Aku serius, tolong jangan terima pernikahan itu."

Entahlah, Liani juga berharap agar hatinya setuju dengan ucapan Melodi. Tentang perasaan Melodi, Liani belum terlalu serius menanggapi. Gadis seperti Melodi yang terkadang kekanak-kanakan tidak mungkin bersanding dengan seorang Mirza.

"Kamu mencintai orang lain?" tanya Melodi yang membuat lamuan Liani berhenti.

Tatapan dan raut wajahnya tidak bisa berbohong dan itu tertangkap jelas dipandangan Melodi maupun Raini.

"Benar, kan, kamu mencintai orang lain?" Kali ini Raini yang bertanya.

Liani akhirnya mengangguk. Saat ini rasa terpendamnya mungkin diketahui orang lain.

"Itu hal gampang, Ni. Kamu tinggal memutuskan perjodohan itu," kata Raini.

"Tidak bisa."

"Kenapa? Kamu juga mencintai Mirza?"

Tidak ada jawaban lagi. Liani kembali menunduk, memainkan jarinya sambil merenung.

"Aku hanya mencintai satu pria dalam hidupku, dan orangnya adalah teman Mirza sendiri." Liani mulai berucap kembali. Mungkin sedikit curhat kepada dua temannya bisa membuat perasaannya lega.

"Siapa?" tanya Melodi dan Raini bersamaan.

"King!"

Melodi maupun Liani sontak terkejut. Tidak menyangka saja bahwa selama ini Liani yang introvert  rupanya menyimpan perasaan suka terhadap lawan jenisnya. Bayangkan saja, diam-diam seperti gadis salehah, sekali bergerak membuat kedua temannya terkejut.

"Terus kenapa tidak menolak dari awal perjodohan itu? Kamu tinggal bilang sama King untuk segera mengkhitbah-mu," sahut Raini.

"Apa King mau dengaknu? Aku saja tidak tau bagaimana perasaannya padaku."

"Masa, sih? Kalian gak pernah kirim-kirim surat?"

"Tidak," Liani menggeleng. Teringat sesuatu yang Mirza berikan kemarin. Gadis itu belum membukanya.

Kini Liani beranjak dari duduknya, membuka lemari baju dan mengeluarkan satu kotak cantik dari sana. Liani mengira perasaan King yang dimaksud Mirza kemarin adalah benda berupa cincing atau barang lain. Rupanya itu benar-benar perasaan King yang tertuang dalam tulisan.

Langit Pesantren  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang